It Is Well With My Soul | Mazmur 103:3-5a (TB)
2 min read“Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat, Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan,” Mazmur 103:3-5a (TB)
Horatio Spafford (1828-1888) adalah seorang pengacara terkemuka di Chicago. Firma hukumnya terkenal, sehingga ia juga tercatat memiliki beberapa properti yang tersebar di seluruh kota. Suami dari seorang istri, dan ayah dari seorang putra dan empat orang putri yang cantik, Horatio sungguh memiliki kehidupan yang bahagia dan diberkati. Namun di puncak karier dan kesuksesan finansialnya, segalanya mulai berubah. Di mulai dengan kehilangan tragis putranya. Lalu tidak lama kemudian, kebakaran besar Chicago menghancurkan hampir semua investasi real estate yang dimiliki Horatio.
Dalam keadaan sedih dan berduka, beberapa tahun kemudian Horatio merencanakan perjalanan liburan ke Eropa untuk menghibur keluarganya. Tetapi karena ada pekerjaan yang harus dilakukannya, istri dan putri-putrinya berangkat terlebih dahulu. Namun beberapa hari kemudian ia menerima telegram yang sangat mengerikan dari istrinya. Telegram tersebut memuat berita buruk yaitu kapal yang ditumpangi keluarganya telah karam dan keempat putrinya telah tewas. Hanya istrinya yang selamat.
Dalam keadaan terpuruk di tengah perjalanan menemui istrinya yang patah hati, melewati lautan yang sama yang baru saja merenggut nyawa anak-anaknya, Horatio menulis puisi yang menyatakan bahwa di tengah kesedihan mendalam dan badai hidup yang menggila, TUHAN-lah satu-satunya pengharapan, sandaran iman, dan sumber kedamaiannya. Dan bersama TUHAN, jiwanya baik-baik saja.
Seorang komposer hymne terkenal, Philip Bliss (1838-1876), begitu tersentuh oleh prosa Horatio, sehingga ia menciptakan nada damai untuk mengiringi kata-katanya. Lagu tersebut diterbitkan oleh Bliss dan Sankey, pada tahun 1876. Jeritan hati Horatio Spafford ini kemudian menjadi hymne yang terkenal sampai ke ujung dunia, sebagai bukti keselamatan yang ia temukan di dalam Yesus melalui saat-saat baik dan buruk dalam kehidupannya.
Sungguh luar biasa membayangkan kata-kata yang menghibur dan membangkitkan semangat seperti itu lahir dari kedalaman kesedihan yang tak terbayangkan. Benar-benar teladan iman yang sangat menginspirasi, dan menunjukkan kuasa TUHAN ada untuk kita bahkan di saat-saat tergelap dalam hidup kita.
Hari ini, mari renungkan. Apa kejadian paling menyakitkan yang pernah kita alami? Bagaimana kejadian yang sangat menyakitkan itu mengubah hidup kita? Karakter kita? Pola pikir kita? Hubungan-hubungan kita? Apa yang telah dihasilkan luka masa lalu itu dalam hidup kita? Mari ambil kertas, tuliskan semua luka parah di hati kita, lalu berikan pada TUHAN dalam doa kita. IA sanggup mengubahkan air yang pahit menjadi manis dengan sepotong kayu (Keluaran 15:25). Kayu salibNya pun sanggup mengubah kepahitan hidup kita menjadi hidup yang manis dan berbuah, saat kita mengizinkan IA bekerja memulihkan dan menyembuhkan hati kita.
Spafford menulis hymne yang indah di tengah luka hati dan keterpurukan. Meneladani kehidupannya, betapa diberkatinya bahwa bahkan di saat-saat tersulit, dalam masa tergelap dan duka kita dapat memandang kepada Kristus dan berkata, βIt is well with my soul.β Amin.
GOD bless!