Worship And Sacrifice | Roma 12:1 (TB)
2 min read“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Roma 12:1 (TB)
Worship (penyembahan) dan sacrifice (pengorbanan) merupakan dua kata dalam kekristenan yang pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan. Dalam Perjanjian Lama, Worship secara umum memiliki pengertian yang sama dengan sacrifice, karena dalam konteks tradisi Yahudi, segala sesuatu yang berkaitan dengan worship (penyembahan) pasti erat hubungannya dengan sacrifice (korban). Sebab saat mereka datang menyembah ke Bait Suci, bangsa Yahudi harus membawa korban persembahan dari hasil ladang dan ternak mereka.
Kata Worship pertama kali dipakai dalam Alkitab yaitu pada saat Abraham hendak mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran, sesuai yang diminta ALLAH untuk menguji iman Abraham. Dalam Perjanjian Baru, Rasul Paulus mengajarkan kita untuk mempersembahkan diri kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada ALLAH. Itu merupakan ibadah yang sejati. Jadi ibadah yang sejati adalah kehidupan yang dipersembahkan.
Worship bukanlah tentang memenuhi keinginan TUHAN yang pemarah atau menyogok TUHAN yang pelit untuk memenuhi kemauan kita. Bukan pula hanya sekedar menyanyikan pujian sambil mengangkat tangan atau sambil menangis terharu pada kata-kata dari syair lagu pujian. Lebih dari kata-kata, worship sesungguhnya adalah dengan hidup kita, seluruh keberadaan diri kita. Hati, pikiran, kehendak, gaya hidup, uang, waktu, pengertian, dan kepedulian kita, seluruh keberadaan diri kita, kita persembahkan kepada TUHAN untuk menyenangkan hatiNya. Itulah worship (penyembahan) kita pada TUHAN. Dibutuhkan penyangkalan diri atas keinginan memuaskan diri, ambisi pribadi, dan kesenangan pribadi kita, untuk bisa memiliki gaya hidup penyembahan yang sejati.
Bukan berarti kita jadi sangat suci dan memisahkan diri dari dunia. Tetapi ini justru kesempatan untuk menjadi saluran kasih TUHAN buat dunia. Adalah kebanggaan bagi TUHAN jika kita sebagai anak-anakNya bisa mewakili DIA menjadi mata yang melihat dengan belas kasih, menjadi mulut yang memberkati dan memberi harapan, menjadi tangan yang memberi pertolongan, dan menjadi kaki yang menjangkau hingga ke daerah yang sulit, dan terlebih lagi, menjadi hati yang mengasihi tanpa pamrih. Sebab Yesus pun tidak pernah membiarkan diriNya tidak tersentuh. Selama hidupNya di dunia, IA berkeliling untuk melayani, membawa kasih Bapa ke dalam dunia.
Intisari worship and sacrifice adalah TUHAN tidak pernah menuntut pengorbanan yang lebih besar dari apa yang telah terlebih dahulu rela IA korbankan bagi kita. Tidak ada satu hal pun yang dapat kita lakukan yang dapat setara dengan pengorbanan yang telah IA berikan terlebih dahulu bagi kita. Biarlah kita dapat memberikan penyembahan yang sejati dan berkenan padaNya. Amin.
GOD bless!