Gelora Cinta | Kidung Agung 8:6b-7 (TB)

“… karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.” Kidung Agung 8:6b-7 (TB)

Cinta adalah topik yang paling menarik bagi semua orang, dari semua kalangan dan semua golongan usia. Cerita tentang cinta adalah dasar pembuatan hampir semua film, gubahan musik dan lagu, bahkan penulisan buku-buku. Baik yang fiksi maupun yang berdasarkan kisah nyata. Alkitab pun adalah buku yang menuliskan tentang cinta. Dasarnya adalah cinta yang agung dari ALLAH kepada kita umatNya. Tetapi Alkitab pun mencatat sejarah tentang perbuatan bodoh dan dosa yang dilakukan manusia dengan alasan cinta.

Raja Salomo menuliskan kidung tentang cinta bahwa cinta itu kuat seperti maut dan kegairahan gigih seperti dunia orang mati. Dan karena ia hidup dengan tidak menahan dirinya terhadap semua itu, akibatnya Salomo jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala sebab istri-istri dan gundik-gundik yang berusaha disenangkannya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain. Dan kita tahu akibatnya yaitu kerajaan Israel yang demikian megah dan berjaya di masa pemerintahannya itu pecah menjadi dua. Sungguh tragis.

Dewasa ini, kita melihat di berbagai sarana berita dan media sosial, dunia semakin dimarakkan oleh berbagai kasus asusila dengan alasan cinta. Atas alasan cinta, orang-orang melakukan hal yang bodoh dan gila. Bunuh diri karena ditinggal pacar, memperkosa karena cinta ditolak, bahkan merilis video porno di media sosial sebagai hadiah untuk pacar, dan masih banyak lagi. Definisi cinta semakin hari semakin dimiringkan. Arti cinta yang sebenarnya semakin kabur dan maknanya dipersempit hanya sebagai seks semata. Hal ini bukanlah apa yang dituliskan oleh Firman TUHAN.

Secara spesifik Alkitab menulis, bahwa cinta yang sesungguhnya adalah cinta yang sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi bersukacita karena kebenaran, menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu. (1 Korintus 13:4-7)

Ketika seseorang berbicara tentang cinta, makna dunia akan cinta dapat berubah dan pasti akan berubah menjadi semakin menyimpang sampai kesudahan dari segalanya. Tetapi sebagai milik Kristus, maka definisi cinta sejati yang sebenarnya, adalah berasal langsung dari sumber segala cinta, yaitu TUHAN sendiri. Hasrat dan kegairahan yang ada biarlah ditaklukkan di dalam kasihNya yang sempurna.
GOD bless!