Disuruh Menderita? | Filipi 3:10 (TB)
2 min read“Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,” Filipi 3:10 (TB)
Kalimat yang sangat menyeramkan, kontras bila dibandingkan dengan berita Injil yang adalah Kabar Baik. Kabar baik bagaimana jika beritanya adalah “persekutuan dalam penderitaanNya” dan “serupa dalam kematianNya”? Mungkin sebagian dari kita langsung menyanggah dan menyatakan bahwa zaman sekarang adalah zaman anugrah dan kita tidak perlu menderita lagi. Kita menikmati kuasa yang DIA berikan dan kuasa yang DIA berikan memampukan kita untuk menikmati semua janjiNya. Menikmati semua berkat, kesuksesan dan kemenangan. Benarkah hanya demikian? Benarkah kesuksesan dan kemenangan semudah dan se-instan itu?
Ayat Firman hari ini mengajarkan bahwa TUHAN ingin kita mengenalNya dengan intim. Bukan hanya mau menikmati berkat-berkat, anugrah dan kesuksesan, tetapi sungguh-sungguh mengenal semua fase perjalanan kehidupan kekristenan. Rasul Paulus menyadari bahwa di dalam pengiringan kita akan Kristus, pasti ada fase-fase ‘penderitaan’ dan ‘kematian’. Sebab Paulus telah mengalaminya sendiri. Paulus mengalami penderitaan yang tidak sedikit. Ia sering berada dalam bahaya maut, disesah, didera, dilempari batu, mengalami kapal karam, menerima ancaman demi ancaman, dan masih banyak lagi (2 Korintus 11:23-28).
Saat TUHAN membawa kita dari kemuliaan kepada kemuliaan, ada ‘padang gurun’ yang harus kita lewati. Di tengah padang gurun itu, pasti ada hal-hal yang TUHAN ingin kita pelajari. Setelah berhasil melewatinya, maka kita naik satu level. Melalui padang gurun penderitaan, kita belajar banyak hal. TUHAN memakai penderitaan untuk menyampaikan sesuatu kepada kita, dan untuk membawa kita kepada kemuliaan berikutnya. Kemuliaan hanya bisa kita raih jika kita telah menderita bersama Kristus. Namun, penderitaan kita pun tidak akan sebanding dengan kemuliaan yang akan kita terima. Pengenalan akan Kristus membuat kita bisa melihat gambaran besar akan kemuliaan itu, sehingga menjaga agar kita bisa terus berjuang di tengah penderitaan dengan penuh pengharapan (Roma 8:24-25).
Masalahnya ketika kita diizinkan masuk dalam fase ‘penderitaan’ dan ‘kematian’, bagaimanakah sikap hati kita? Apakah kita berusaha mengenalNya, mencari wajahNya, mencari tahu kehendakNya di balik semua yang terjadi, lalu sabar dan berhikmat dalam menyikapinya? Atau kita lalu menyalahkan TUHAN, bersungut-sungut dan berbalik dari TUHAN?
Kita semua mengalami penderitaan dalam skala berbeda menurut ukuran masing-masing. Namun kita tahu bahwa di ujung sana ada kemuliaan menanti kita. Dan kita bisa yakin bahwa kita tidak pernah sendirian karena TUHAN selalu bersama kita dalam penderitaan kita. Kenalilah DIA dalam penderitaan dan kematianNya. Maka kita pun akan mengalami kuasa kebangkitanNya. Amin.
GOD bless!