You Can Do It | Yohanes 2:6 (TB)
2 min read“Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.” Yohanes 2:6 (TB)
Saat TUHAN memanggil seseorang untuk melayani Dia, TUHAN tidak pernah menuntut sesuatu yang besar dan hebat. TUHAN selalu memulai dari apa yang ada, yang tidak berarti, yang kecil, yang tidak diperhitungkan, yang kita miliki. TUHAN tidak meminta apa yang tidak kita miliki. TUHAN selalu bertanya, apa yang ada pada kita. Dan kesediaan kita untuk memberikan kepadaNya.
Saat TUHAN memanggil untuk mengutus Musa menuntun bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, TUHAN bertanya apa yang ada di tangan Musa. (Keluaran 4:2). Saat TUHAN menyuruh janda di Sarfat untuk memberi makan Elia, TUHAN tidak menyuruh sang janda untuk berbelanja di supermarket lebih dulu. TUHAN hanya meminta segenggam tepung dan sedikit minyak yang dimilikinya, lalu mengubahnya menjadi mujizat. (1 Raja-Raja 17:12).
Bahkan ayat renungan hari ini menunjukkan bahwa Yesus sendiri memulai pelayanannya bukan dari sesuatu yang besar dan spektakuler. Tetapi mulai dari apa yang ada di sana saat itu. Saat IA diminta untuk membantu sang pengantin yang kehabisan anggur di tengah pesta pernikahan, yang ada hanya air dalam tempayan yang sedianya untuk pembasuhan kaki para tamu. Tetapi Yesus mengubahnya menjadi anggur terbaik!
Saat ini mungkin kita merasa tidak memiliki sesuatu yang berarti. Bakat dan kemampuan kita mungkin hanya terasa seperti air sumur dalam tempayan yang hanya berguna sebagai air untuk mencuci kaki. Tetapi TUHAN sudah membuktikan bahwa air cuci kaki pun sanggup IA ubah menjadi anggur terbaik. Hanya diperlukan kesediaan dan kemauan kita untuk menyerahkannya pada TUHAN. TUHAN hanya melihat kerinduan kita untuk melayani DIA dengan memberi apa yang ada pada kita.
Saat ini, apa yang ada pada kita? Mungkin hanya handphone, sedikit waktu luang, dan sedikit kemampuan untuk berkata-kata? Mari ambil bagian pelayanan sebagai host di grup-grup baca GBA. Mulai dari hal yang sederhana. Asal kita sungguh-sungguh memiliki kerinduan melayani, TUHAN akan memercayakan hal-hal lebih besar lagi secara bertahap pada kita.
Pada hari ini, biarlah renungan ini menjadi sebuah panggilan bagi setiap dari kita yang belum melayani untuk memulai langkah pertama. Berikan diri kita untuk melayani, tidak peduli seberapa level kemampuan kita. Ingatlah bahwa manusia melihat performa dan produksi tetapi TUHAN melihat hati.
GOD bless!