Warisan Iman | 2 Timotius 1:5 (TB)
2 min read“Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.” 2 Timotius 1:5 (TB)
Akhir bulan Agustus lalu, renungan kita yang berjudul Stop Berbuat Dosa, telah mengajarkan kepada kita bahwa kita harus berhati-hati dengan sikap hidup dan tindakan kita saat ini. Karena apa yang kita lakukan saat ini akan berdampak bagi kehidupan anak cucu kita, keturunan kita. Jika kita hidup benar d hadapan TUHAN, menabur hal-hal yang baik dan benar, maka anak cucu kita akan menuai kebaikan dan kasih setia TUHAN. Demikian sebaliknya, jika kita hidup dalam dosa, menabur kesalahan dan pelanggaran, maka anak cucu kita juga akan ikut menuai upah dosa kita.
Orangtua adalah patokan atau contoh pertama dalam hidup setiap manusia. Tetapi tidak ada sekolah, kursus atau pelatihan yang mengajarkan secara spesifik bagaimana menjadi orangtua yang baik. Bagaimana menjadi seorang ayah atau papa yang baik dan benar dan bisa diandalkan. Bagaimana menjadi seorang ibu atau mama yang lemah lembut dan bijak. Pertama kali menjadi orangtua terkadang kita merasa seperti karpet kenyamanan ditarik dari pijakan kaki kita, dan kita langsung dilempar ke zona beranjau, di mana terdapat banyak ranjau yang siap meledak begitu kita salah melangkah.
Seringkali pola asuh yang kita terima menjadi patokan kita mendidik dan membesarkan anak kita. Sehingga tidak jarang, kita mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama seperti yang dilakukan oleh orangtua kita. Bahkan tanpa sadar, perbuatan orangtua kita yang paling membuat kita terluka, itu yang kita lakukan pada anak kita.
Firman TUHAN hari ini dengan lembut mengingatkan kepada kita, bahwa kita punya satu patokan, satu aturan dasar, satu pedoman untuk menjadi orangtua yang baik, yaitu Firman TUHAN. Alkitab adalah buku pedoman yang mengajarkan kepada kita rahasia menjadi orangtua yang baik dan berkenan di hadapan TUHAN. Hidup yang sesuai dengan Firman TUHAN akan menuntun kita menjadi orangtua yang baik, yang mendidik anak kita di dalam takut akan TUHAN. Sehingga dengan demikian akan membangun iman anak-anak dan keturunan kita.
Hidup dengan memberikan teladan iman yang tulus, seperti Lois, yang kemudian juga dijalani oleh Eunike, anak perempuannya, membentuk kehidupan Timotius menjadi seseorang hamba TUHAN yang luar biasa yang banyak membantu Paulus, dalam pelayanannya. Bahkan Paulus secara khusus sangat menyayangi Timotius, sebagai anak rohaninya.
Hari ini, sebagai orangtua, mari belajar hidup benar sesuai kehendak TUHAN, dan dengan demikian menjadi teladan yang mewariskan iman yang teguh kepada anak cucu dan keturunan kita. Karena itulah warisan paling berharga yang dapat kita berikan kepada anak cucu dan keturunan kita. Sebagai orang muda, mari jadikanlah renungan hari ini sebagai pelajaran untuk masa depan.
GOD bless!