Pujilah TUHAN
3 min read“Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa.” 1 Tawarikh 16:24 (TB)
Kesaksian 1:
Shalom, saya mau menyaksikan cinta kasih TUHAN yang terus melimpah dalam kehidupan saya. Dulu saya bukan anak TUHAN. Saya berangkat dari seorang muslimah yang rajin sholat dan mengaji. Sejak sekolah, mulai SD, SMP, SMA, entah apa maksud TUHAN sehingga teman-teman saya justru banyak yang adalah anak-anak TUHAN. Meski demikian, saya sering mengolok teman-teman saya saat mereka beribadah dengan menyanyi dan bertepuk tangan. Saya katakan,”Ibadah kok pake acara sorak sorai segala.” Namun karena sering mengolok teman-teman yang non muslim, hati saya malah tertambat pada seorang pria Kristen, saat kuliah. Ia adalah kakak kelas saya, yang pada akhirnya saya putuskan untuk membina rumah tangga bersamanya. Meskipun pada waktu itu sempat terjadi perdebatan antar keluarga, namun karena sudah saling mencintai maka saya tetap memutuskan melanjutkan pernikahan dengan segala konsekuensinya. Meski demikian, saya mengajukan persyaratan bahwa saya setuju untuk mengikuti proses pemberkatan nikah di gereja, tapi setelahnya saya tetap berkeras menjadi muslim. Bahkan anak-anak saya juga harus muslim. Saat itu suami mengiyakan dan menyepakati. Karena itu menikahlah kami pada tahun 1993, dan diberkati di gereja. Saya juga menerima baptis percik sebagai persyaratan pemberkatan nikah di gereja. Sampai 7 tahun usia pernikahan kami, saya masih seorang muslim. Anak pertama pun sempat ikut keyakinan saya dan belajar sholat.
Hingga suatu ketika, Roh Kudus berbicara dalam hati saya bahwa tidak bisa rumah tangga berada dalam 2 kemudi. Kami harus menyatu. Lalu entah bagaimana tiba-tiba pikiran saya memandang jauh ke depan, dan berpikir mau dibawa kemana pernikahan kami kalau kami hidup tidak sejalan. Karena sejak menikah saya dan suami jalan masing-masing untuk urusan ibadah. Suami saya memang Kristen, tetapi bukan penganut Kristen yang taat, meskipun bapak mertua saya majelis gereja yang taat. Suami saya ke gereja hanya saat Natal dan Jumat Agung saja. Akhirnya saya mulai diam-diam mendengar lagu-lagu rohani. Juga diam-diam membaca alkitab. Singkat cerita tahun 2000 saya bersedia ikut katekisasi di gereja suami saya. Pelan tapi pasti, Roh Kudus menuntun saya untuk mengenal TUHAN lebih dari yang selama ini saya pahami. Di tahun 2000 saya ditahbiskan sebagai anggota gereja. Puji Tuhan, sampai detik ini saya bersama anak-anak terus mengikut TUHAN. Meskipun suami saya telah dipanggil TUHAN pada 2021 lalu. Bahkan saya semakin merasakan kebaikan TUHAN tidak pernah berhenti dalam hidup saya. Dalam suka duka, dalam ujian dan pencobaan, kasih setia Tuhan selalu hadir lewat penyertaan, pemeliharaan dan perlindunganNYA. Benar-benar nyata dan terbukti. Bagian saya dan anak-anak adalah hidup setia dalam TUHAN, apapun kondisinya.
Kiranya kesaksian saya ini bisa menambah kekuatan iman percaya kita semua, dan semoga menjadi berkat. Terima kasih. TUHAN YESUS memberkati kita semua.🙏
Kesaksian Oleh : Wiendasa (GBA Indonesia Propinsi DKI Jakarta)
Kesaksian 2:
Shalom, saya ingin bersaksi tentang pelayanan kami saat ke Kalimantan Barat. Waktu itu kami melayani di salah satu Gereja. Ada seorang anak muda muslim. Anak muda ini sering datang bermain ke gereja karena kebetulan pendeta gereja setempat itu adalah keluarga dari si pemuda. Saya lalu mengajaknya ngobrol dan bersaksi tentang Tuhan Yesus. Saya mengajak dia untuk percaya kepada Yesus. Saat itu anak itu menangis dan menerima Yesus dan menjadi anak rohani saya.
Pulang dari Kalimantan Barat, saya berkata pada Tuhan bahwa jauh-jauh saya ke Kalbar hanya berhasil membawa satu jiwa untuk percaya pada Tuhan. Namun jawaban Tuhan adalah bahwa saya telah menyelamatkan satu generasi. Dengan heran saya bertanya apa maksudnya satu generasi. Ternyata, dengan menyelamatkan satu orang, seluruh keluarga dan keturunannya akan percaya pada Tuhan. Saya lalu menangis dan berterima kasih pada Tuhan. Alkitab pun berkata satu jiwa bertobat, beribu malaikat di surga bersorak sorai. Jangan anggap remeh satu jiwa, karena satu jiwa melambangkan satu generasi untuk Tuhan. Amin. Semoga jadi Berkat.
Kesaksian Oleh : NN (GBA Indonesia Propinsi Kalimantan)