Jodoh dari Tuhan | 2 Korintus 6:14 (TB)
2 min read
Jodoh dari Tuhan
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? (2 Korintus 6:14 TB)
Artikel hari ini secara khusus ditujukan kepada pembaca yang sudah menjadi orangtua yang memiliki anak berusia remaja. Oleh sebab itu, bagi pembaca yang masih berusia remaja, tinggalkanlah artikel ini sejenak untuk meminta orangtua menemani baru setelah itu lanjutkan membaca. Bagi pembaca yang berusia dewasa muda namun belum menikah, bagikanlah artikel ini kepada adik, sepupu, ponakan, atau anak binaan yang masih berusia remaja.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prakarsa berarti upaya tindakan mula-mula yang dimunculkan oleh seseorang; inisiatif; ikhtiar. Pengertian tersebut memudahkan kita dalam memahami bahwa Tuhan adalah pemrakarsa atas segala sesuatu termasuk pernikahan dan hubungan seks yang secara halus disebut dengan istilah persetubuhan.
Pernikahan pertama kali dibentuk ketika Hawa diciptakan melalui tulang rusuk Adam saat sedang tertidur pulas. Hawa dipandangnya sebagai daging dari dagingnya dan tulang dari tulangnya atau dengan kata lain, Hawa adalah penolong yang sepadan baginya. Ayat selanjutnya menegaskan bahwa persetubuhan dilakukan hanya oleh pasangan suami-istri yang sah. Dosa berhasil mengubah pandangan Adam yang semula sebagai penolong yang sepadan menjadi pembawa malapetaka dan nilai tentang kesakralan persetubuhan jadi melenceng – persetubuhan di luar nikah serta tindakan pemerkosaan.
Dari penjelasan di atas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa jodoh dari Tuhan sudah pasti seirama dengan hati Tuhan – kalau pada masa Adam dan Hawa berarti bekerjasama untuk mengelola dan memelihara bumi maka untuk konteks zaman sekarang ialah membawa calon istri/suami semakin takut akan Tuhan, semakin semangat untuk menaati FirmanNya dan tidak menjerumuskan ke dalam dosa – tidak mengajak untuk melakukan persetubuhan sebelum menikah. Jadi, beritahukanlah agar berdoa terlebih dahulu saat hendak melakukan pendekatan bahkan setelah menjalani hubungan pacaran dan pertunangan sehingga mampu menjaga diri, menolak, dan sanggup meninggalkan jika ia tetap memaksa untuk melakukan persetubuhan di luar nikah.
Tuhan Yesus memberkati dan salam cemungud!
Sumber:
