BejanaMu | Yeremia 18:4 (TB)
2 min read“Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.” Yeremia 18:4
Tahukah Anda cara membuat sebuah bejana dari tanah liat sehingga menjadi sebuah wadah yang indah? Proses pembuatan sebuah bejana membutuhkan waktu yang panjang, kemampuan, kesabaran, dan ketelatenan dari sang seniman, sehingga bisa menjadi sebuah bejana yang indah. Semakin indah sebuah bejana, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya, dan semakin panjang pula proses pembuatannya. Tentunya juga membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang lebih dari sang seniman.
Bahkan Firman TUHAN hari ini menyatakan bahwa saat membentuk tanah liat menjadi sebuah bejana, tukang periuk itu ulang berulang mengerjakannya sampai mendapatkan suatu bentuk yang diinginkannya, yang indah pada pemandangannya. Proses pembuatan sebuah bejana memang dimulai dari membentuk tanah liat menjadi sebuah bentuk yang diinginkan. Hal ini melewati proses yang panjang dan tidak mudah. Tanah liat yang akan dibentuk itu harus diremas, dibanting, bahkan dipotong. Karena sang seniman akan berusaha membentuk tanah liat sesuai dengan yang diinginkannya. Diperlukan keahlian, citarasa, dan keluwesan tangan sang seniman.
Tanah liat yang telah dibentuk kemudian akan didiamkan, dijemur agar mengeras, siap untuk dilapisi dengan cat. Setelah dihias dengan indah dan diwarnai sesuai keinginan sang seniman, bejana yang hampir jadi tersebut kemudian dipanaskan, dengan cara dimasukkan ke tempat pembakaran. Keluar dari tempat pembakaran, tanah liat yang tadinya adalah lumpur kotor, tak berbentuk, berubah menjadi bejana indah yang sempurna dan berharga!
Itulah gambaran yang ingin TUHAN ajarkan pada kita. Kita lah tanah liat itu. Kita tadinya adalah lumpur kotor dan tak berharga. Tuhan angkat dan taruh di wadah untuk DIA bentuk. Mungkin banyak saat di mana kita merasa sakit saat kita melewati proses pembentukan. Sakit saat diremas, dibanting, bahkan dipotong. Sakit saat ulang berulang dibentuk, sampai menjadi sebuah bentuk yang TUHAN inginkan, yang indah pada pemandanganNya. Setelahnya harus dijemur. Proses menunggu ini mungkin sungguh membosankan. Padahal kita sudah ingin ‘manggung’, cari ketenaran pribadi. Tapi TUHAN bilang belum saatnya.
Ternyata IA masih ingin mendandani kita sesuai kehendakNya, yang indah pada pemandanganNya. Setelah indah, harus masuk pembakaran lagi, sungguh menyakitkan. Dalam pembakaran itulah kita dimurnikan. Semua kesombongan, keakuan, pengejaran-pengejaran pribadi kita terhadap hal-hal yang bukan kehendakNya, semua dibakar habis. Muncullah bejana indah yang benar-benar sesuai dengan kehendakNya, indah pada pemandanganNya.
Demikianlah proses TUHAN membentuk kita. Diperlukan fokus dan perspektif baru, yaitu pola pikir dan hati yang telah dibaharui menjadi ciptaan baru, dalam melihat TUHAN yang sedang membentuk hidup kita. Perjalanan panjang proses pembentukan dan panas api panggangan yang menempa hidup kita, boleh jadi berat, sakit, dan melelahkan. Tetapi ketahuilah bahwa di tanganNya, kita akan menjadi bejana yang indah dan berharga. Relakanlah hati kita, dan berilah diri kita untuk dibentuk olehNya, Sang Penjunan Agung.
GOD bless!