Arsip

Sosial Media GBA Center

24 October 2024

Gerakan Baca Alkitab

Jadikan Baca Alkitab Sebagai Gaya Hidup

Penyertaan Tuhan Melewati Penyakit Covid

4 min read
Penyertaan Tuhan

Penyertaan Tuhan me

“TUHAN, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku.”  Mazmur 30:3

Kesaksian 1:

Shalom sahabat-sahabat GBA. Kenalkan nama saya Yulianti Bunawan. Saya akan bersaksi bagaimana Tuhan Yesus memelihara hidup saya dan keluarga. Terpujilah nama Tuhan Yesus.

Awalnya tanggal 5 Juli 2021. Suami saya melakukan tes antigen dari kantornya, dan hasilnya suami saya ternyata terpapar covid. Menerima kabar itu, saya kaget dan tidak percaya. Saya sedang berada di kantor dan saya langsung berdoa pada Tuhan Yesus. Pulang dari kantor, saya langsung siapin kamar buat suami saya, dan saya merawat suami saya.

Malam pertama setelah suami tes antigen badan terasa meriang dan pegal-pegal. Saya urutin badannya. Selang 2 hari saya juga melakukan tes bersama 3 anak saya. Hasilnya saya dan 2 anak saya positif, anak yang ke 3 negatif. Lalu kami memilih isolasi mandiri. Malam harinya saya dan 2 anak meriang dan seluruh badan saya pegal. 2 hari saya tidak bisa tidur. Kami dari awal terpapar langsung minum vitamin, obat cina herbal, dan vitamin D3. Puji Tuhan setelah 2 hari ke-3 anak saya sudah sehat dan tidak ada gejala lagi. Setelah pegal dan meriang saya hilang, saya batuk dan sesak dada saya. Suami saya hilang indra penciumannya dan indra perasa. Saya berdoa, “Tuhan Yesus, jika Engkau ijinkan sesuatu terjadi dalam keluargaku, Ku percaya semua untuk kebaikan keluargaku. Saya menangis dan berdoa meminta pertolongan Tuhan Yesus buat kesembuhan keluargaku dan minta kekuatan untuk bisa melewati masa-masa sulit ini.

Puji Tuhan setelah 2 minggu, hasil tes suami saya sudah sehat. Indra penciuman dan perasa pun sudah normal. Tetapi saya masih sesak nafas dan batuk. Tiap hari saya berjemur dan berolah raga tapi rasa sesak yang sakit membuat saya tidak bisa terlalu banyak berolah raga. Lalu saya pergi ke rumah sakit untuk dirawat. Tetapi semua kamar penuh. Saya berpikir ini jalan Tuhan saya harus isolasi mandiri. Saya mendapat suntikan antivirus yang  sakit sekali rasanya. Lewat beberapa hari saya masih saja sesak dan batuk. Jadi saya ke RS lagi, dan saya meminta dirawat. Kamar masih penuh, tetapi saya tidak kecewa, malah bersyukur karena berarti saya harus isolasi mandiri. Saya telah 2 kali ke RS, tapi kamar penuh terus. Saya mendapatkan suntikan yang ke-2. Sangat sakit melebihi yang pertama. Lalu saya dipasangkan oksigen hingga tidak sesak. Suami saya pun lalu mencarikan saya tabung oksigen untuk dipasang di rumah, tetapi tidak dapat. Tiap malam saya tidak bisa tidur karena sesak napas. Saya tidur duduk diganjal bantal. Saya terus berdoa agar Tuhan menguatkan dan menyembuhkan saya. Saya rutin minum obat dan teman-teman saya membantu mencari tabung oksigen. Akhirnya saya dapat pertolongan dan setelah dapat, saya bisa terbantu tidak sesak napas dan tidak batuk lagi. Terpujilah nama Tuhan, mujizat Tuhan nyata. Saya terus lakukan berjemur dan berolah raga, dan setelah tes PCR, hasilnya negatif. Semua karena pertolongan Tuhan Yesus yang dahsyat.

Selama kami sakit seluruh keluarga besar tidak bisa datang membantu, tetapi Tuhan Yesus tidak membiarkan kami sendiri, dan pencobaan yang Tuhan ijinkan tidak melebihi kekuatan kita. Tuhan menyediakan penolong buat keluarga saya. Teman-teman saya yang membantu saat saya sakit, mengirimkan kami vitamin, obat herbal cina, segala obat buat kami. Puji Tuhan dengan obat-obat itu Tuhan campur tangan sembuhkan keluarga saya. Makanan dan kebutuhan rumah pun Tuhan Yesus mengutus teman-teman membelikan dan mengantarkan ke rumah. Keluarga besar dan keluarga dari suami membantu dana dan doa dan semangat buat kami, karena kami tidak bekerja selama isolasi mandiri. Puji Tuhan juga buat host-host GBA Tim L yang mendukung dalam doa dan memberikan semangat untuk saya tetap kuat melawan rasa sakit. Saya berusaha untuk tetap setia baca Alkitab di saat tubuh mengalami kelemahan yang luar biasa, Karena jangankan untuk membaca, melihat hp saja kepala saya pusing. Puji Tuhan buat kebaikan dari semua keluarga dan sahabat-sahabatku. Terima kasih buat setiap doa yang diberikan buat saya.

Percayalah Tuhan tidak membiarkan kita jatuh tergeletak, tangan Tuhan Yesus menolong kita, karena pemeliharaan Tuhan itu luar biasa bagi anak-anakNya yang senantiasa bersandar dan berharap pada-Nya. Terima kasih Tuhan Yesus 🙏

Semoga kesaksian ini bermanfaat buat teman-teman yang sedang terpapar covid. Tetap semangat membaca Alkitab yang adalah makanan rohani dan sumber kekuatan kita. Tuhan Yesus memberkati😇😇

Kesaksian Oleh : Yulianti Bunawan (Peserta GBA team L4)

Kesaksian 2:

Shalom, inilah kesaksian saya. Awal bulan Juli, kami sekeluarga terserang flu berat, sampai tidak bisa merasakan enaknya makanan, penciuman pun hilang, bau wewangian pun tidak bisa kami cium. Terutama anak saya. Tetapi ketika menjalani tes swab, hasilnya negatif. Kami pun isolasi mandiri, obat dari dokter dan vitamin-vitamin kami minum. Berangsur-angsur anak dan 2 cucu sembuh, tetapi saya belum diijinkan untuk sembuh. Obat dokter sampai habis, obat herbal, dan vitamin-vitamin terus rutin saya minum, namun batuk, pilek belum juga mau pergi dari saya.

Hari Selasa malam di bulan Juli akhir, saya menyerah kepadaNya. Saya bilang sama Tuhan, kalau Tuhan mau ambil saya, saya siap. Waktu itu yang ada di dalam pikiran saya adalah 2 cucu saya belum mengenal Tuhan. Saya langsung sadar bahwa saya tidak boleh menyerah,  saya percaya bahwa Roh Kudus mengingatkan saya, untuk segera bertobat. Batuk saya tetap belum sembuh dan membuat saya sangat tersiksa, tetapi saya tetap memuji dan menyembah Dia walau hanya sebentar.

Hari Sabtu dini hari, setelah saya menyembah Dia, saya mau tidur kembali, tapi belum lelap ketika saya mendengar seseorang berkata: “Bukalah mulutmu.” Dan botol kecil yang ada di tangan orang itu, dituangkan ke mulutku. Rasanya sangat manis. Waktu saya minum itu saya tersentak, mengeluarkan seperti puding agar-agar warnanya coklat, saya ambil dan saya langsung buang. Tiba-tiba badan saya jadi enak, kepala tidak pusing, wajah saya sudah tidak sakit. Paginya saya bisa makan enak. Sejak itu dan sampai sekarang, enaknya makan roti, enaknya makan bakso. Saya percaya bahwa itu suara Tuhan yang mengobati saya.

Saudaraku, jika mengingat itu saya menangis terharu dan sangat berterima kasih  kepadaNya. Betapa baik dan hebatnya Tuhan kita, biarlah nama Tuhan dimuliakan. Aminn🙏🏼🙏🏼

Kesaksian Oleh : Hana Susi (Peserta GBA team D17/B4)

Share Artikel ini
Open chat
Butuh Bantuan!
Shalom! 👋🏻
Ingin bertanya tentang Gerakan Baca Alkitab dan pelayanannya? 🙏🏻

Kami melayani chat dari Jam 9.00 - 17.00 WIB
can't talk, whatsapp only