Sumbu yang Padam | 1 Tesalonika 5:19 (TB)
2 min readJanganlah padamkan Roh. (1 Tesalonika 5:19 TB)
Ada masa dimana listrik di rumah padam pada malam hari. Lilin dinyalakan supaya kita tetap dapat melihat dan melakukan aktivitas yang masih dapat dilakukan tatkala listrik padam. Kita harus menyediakan banyak lilin mengingat durasi padamnya listrik tak dapat diprediksi. Sangat menyesakkan hati ketika lilin yang dinyalakan telah habis sementara listrik tak kunjung menyala setelah berjam-jam dan tak ada lagi persediaan lilin yang tersedia di rumah. Pasti ada pembaca yang bertanya-tanya, mengapa harus menyalakan lilin? Bukankah di zaman now dapat menggunakan flashlight di gadget saat listrik padam?
Meskipun api dan flashlight sama-sama memancarkan cahaya namun api sudah ada sejak dahulu dan akan tetap ada hingga selamanya. Selain karena belum ada teknologi canggih pada masa itu, api merupakan perwujudan hadirnya Roh Kudus. Hati dan pikiran bagaikan lilin yang dihidupkan oleh api kemuliaanNya – para murid mendapatkannya secara langsung ketika mereka sedang berkumpul sementara kita yang hidup zaman now mendapatkannya melalui doa serta Firman yang dibaca dan didengar – kemudian meleleh dan lelehannya menempel dalam hati dan pikiran, menumbuhkan sukacita untuk senantiasa mendengar dan menaati FirmanNya dalam setiap aspek kehidupan. Firman yang dibaca dan didengar seringkali membuat hati berdukacita namun tidak sampai menjadi patah semangat sebab hati kita telah digerakkan untuk berdoa. Berdoa tidak hanya menumbuhkan sukacita melainkan juga ucapan syukur. Ucapan syukur bagaikan lilin yang selalu baru dan apiNya tak pernah padam sehingga hangatnya bisa dirasakan oleh anak-anak kita. Seperti lilin yang harus distok sebagai persediaan, demikian juga dengan pribadi kita sebagai orangtua – harus melakukannya secara kontinu sehingga anak dapat melihat dan melakukannya. Awalnya anak menganggap semua itu hanyalah kewajiban sebagai orang Kristen namun lama-kelamaan mereka tertarik dan terbiasa untuk melakukannya dan menjadi sebuah warisan yang paling berharga untuk kita tinggalkan saat telah tiba waktunya kembali ke rumahNya.
Tuhan Yesus memberkati dan salam cemungud!
Sumber: https://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=52&chapter=5&verse=19