Karakter Pemimpin | Yohanes 13:3 (TB)
2 min read“Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah.” Yohanes 13:3 (TB)
Karakter sesungguhnya dari seseorang baru akan terlihat saat ia diberikan kuasa. Apakah orang tersebut akan menjadi sosok yang egois, kejam, dan otoriter. Atau menjadi seorang yang bijak, mengutamakan kepentingan orang banyak, dan layak disebut pemimpin sejati.
Ayat bacaan hari ini menunjukkan karakter asli Yesus, Sang Pemimpin Sejati. Saat mengetahui bahwa BAPA telah memberikan segala kuasa kepadaNya, yang paling pertama IA lakukan adalah menanggalkan jubahNya, mengikat pinggang, dan mulai membasuh kaki murid-muridNya! Wow! Seperti yang jelas kita ketahui bersama bahwa membasuh kaki adalah tugas seorang rendahan, seorang hamba, seorang pelayan. Bukan pekerjaan seorang pemimpin, apalagi raja!
Yesus Kristus jelas adalah seorang Raja. Tetapi kerajaanNya bukan berasal dari dunia ini. IA datang untuk melayani, tetapi IA tidak melupakan jati diriNya sebagai seorang Raja. IA adalah Raja yang melayani. Yesus memperlihatkan karakter seorang Raja dalam banyak kesempatan selama pelayananNya di dunia ini. Terlihat saat IA mengubah air pembasuhan kaki menjadi anggur terbaik. Seorang raja terbiasa dengan kualitas terbaik. IA tidak akan melakukan atau menerima kurang dari yang terbaik.
Terlihat pula saat orang banyak mengikut Yesus untuk mendengarkan pengajaranNya. Tergerak oleh belas kasihan, Yesus memutuskan untuk mentraktir makan 5000 orang! Hanya seorang Raja yang luar biasa, -dan bukan orang sembarangan-, yang sanggup melakukan hal ini, tanpa persiapan sama sekali. Seorang hamba tidak akan berpikir tentang memberi makan orang lain, apalagi orang banyak. Yesus sungguh seorang Raja yang melayani.
Filipi 2:5-11 menyatakan bahwa Yesus tidak mempertahankan kesetaraan dengan ALLAH, melainkan merendahkan diriNya habis-habisan sampai mati di kayu salib sebagai orang terhina, untuk menebus kita. Karena itulah IA sangat ditinggikan. Jalan menuju tempat yang tinggi adalah dengan merendah. Yosua sibuk melayani Musa sebelum menjadi pemimpin menggantikan Musa. Daud adalah hamba Saul sebelum menjadi raja, walaupun telah diurapi sejak muda. Yusuf bekerja sebagai pegawai Potifar sebelum menjadi penguasa. Dan Elisa akhirnya menerima dua bagian roh setelah dengan setia melayani dan mengikut Elia.
Mari belajar menjadi seperti Yesus. Saat menerima kekuasaan, mari pakai untuk melayani. Belajar melayani dengan karakter seorang Raja. Belajar memberi walau hanya memiliki sedikit. Belajar punya komitmen yang tinggi tanpa perlu disuruh-suruh. Belajar memenuhi kebutuhan orang lain walaupun kita sendiri sedang membutuhkan. Belajar setia dengan hal-hal kecil. Ingatlah, ini semua adalah proses pembentukan kepribadian kita untuk menjadi seorang pemimpin yang sejati, pemimpin yang melayani.
GOD bless!