Gereja dan Corona
3 min read“Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”
Matius 18:20
Hal Beribadah
Pandemi Covid-19 ini rupanya hendak menginsafkan orang percaya di dunia, bahwa gereja itu bukan gedung, tetapi orangnya. Coba deh, sebelum Corona melanda dunia, khususnya di Indonesia, kalau bisa seperti saat ini. Apalagi jika di jemaat ada “Farisian” ditambah lagi para “tua-tua ekstrim”. Hadeh! Bisa debat kusir tak berujung .
Yang menyedihkan, bukan firman Tuhan yang menginsafkan hal ini, tetapi penyakit! Apakah ini berarti bahwa kita baru bisa diinsafkan dengan musibah daripada dengan apa kata firman Tuhan itu sendiri? Wallahu a’lam.
Karena itu, kalau sejak “stay at home” hingga kini ibadah Minggu dilaksanakan di rumah, ya seharusnya benar-benar ibadah. Ini waktu Tuhan menguji kita, pribadi dan keluarga, apakah selama ini kita beribadah di gereja tanpa sadar ternyata hanyalah melaksanakan tradisi semata karena memang begitu aturan gereja dan biasanya seperti itu, ataukah benar-benar adalah kerinduan hati kita menyembah Dia.
Inilah waktunya menunjukkan kepada Dia: “Ini aku, Tuhan”, “Ini keluargaku”. Bukan hanya di gedung gereja, tetapi di mana pun kami rindu menyembah-Mu. Tidak harus di rumah atau gedung, di bawah langit tak berdinding dan tak beratap pun, “Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” (Matius 18:20)