Didikan Keras | Ibrami 12:5-6 (TB)
2 min read
Didikan Keras
Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: “Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.” (Ibrami 12:5-6 TB)
Didikan keras identik dengan penetapan standar yang tinggi, disiplin ketat bahkan otoriter. Tujuannya supaya anak tidak membuat malu orangtua.
Orangtua merasa malu apabila sang anak malas, banyak hal tidak bisa dilakukan, tidak memiliki tata krama; etika; dan sopan santun, tidak meraih peringkat satu di kelas; tidak mencapai niali cumlaude, mengambil jurusan kuliah dengan jenjang karier yang tidak jelas di masa depan. Hal semacam itu tidak semuanya baik.
Di satu sisi, anak dilatih menjadi pribadi yang rajin, pintar, dan disenangi oleh banyak orang tetapi di sisi lain tidak memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar dari kesalahan, memilih dan menentukan pilihan hidupnya. Beberapa orangtua membentak dan main tangan. Karena dianggap sebagai hal yang wajar lantaran di masa lalu belum ada ilmu parentng. Mungkin menganggap hal tersebut tidak wajar tetapi rasa trauma yang mendalam menjadi pemicunya. Uraian penulis mulai dari awal paragraf tidak tepat sehingga harus diluruskan.
Harus diluruskan bahwa pola didik yang dimaksud ialah keras tetapi penuh kasih. Memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar dari kesalahan; memilih dan menentukan jalan hidupnya tetapi tidak melenceng dari kebenaran Firman Tuhan. Memang banyak hal yang harus diatur dan dilarang tetapi itu baik untuk masa depan.
Tidak hanya menjadi pribadi yang sukses karena rajin, pintar, dan memiliki banyak relasi tetapi memuliakan Tuhan. Itulah tujuan dibalik didikan keras tetapi penuh kasih dari orangtua. Kalau dalam pandangan Tuhan, didikan keras bertujuan untuk memelihara identitas yang telah Dia sematkan dalam diri sebab Dia tidak menginginkan seorang pun masuk dalam kebinasaan kekal. Mungkin renungan hari ini menyinggung dan tidak sepenuhnya relevan bagi sebagian pembaca karena pembaca sudah berusia lanjut dan pasti memiliki anak yang berusia dewasa tetapi setidaknya mengerti bagaimana Tuhan memberikan didikan yang keras kepada kita anak-anakNya.
Tuhan, penulis menyadari bahwa tidak semua pembaca memiliki anak yang masih dalam usia pertumbuhan tetapi mereka semua harus tau bagaimana maksud Tuhan berikan didikan keras. Satu tujuannya ialah memelihara identitas yang telah Engkau berikan dalam diri masing-masing pribadi. Pasti ada perasaan tidak nyaman tetapi Engkau pasti berikan kekuatan. Amin!
Tuhan Yesus memberkati dan salam cemungud!
Sumber: