Berani Mati | Daniel 3:17-18 (TB)
2 min read“Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” Daniel 3:17-18 (TB)
‘The Three Musketers’ dalam Alkitab ini sebenarnya adalah para tawanan perang yang ikut dalam rombongan pindah paksa ke negeri penjajah. Karena mendapatkan anugerah nyawa dari penjajah, seharusnya mereka taat pada semua hukum dan aturan yang ditetapkan oleh raja dan pembesar-pembesar di negeri dimana mereka hidup sebagai tawanan. Namun kenyataannya, dengan berani mereka membangkang pada perintah raja, dan lebih taat pada aturan hukum negara sendiri yang seharusnya sudah takluk.
Membangkang pada pemerintah penjajah seperti yang dilakukan Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, adalah tindakan yang sangat berani dan besar taruhannya. Jika mereka kedapatan membangkang di awal kedatangan mereka sebagai tawanan, mungkin bahkan mereka pun menyadari bahwa taruhannya tidak sebesar saat keadaan mereka sudah ‘mapan’ sebagai orang-orang nomor satu yang berada di sekitar raja bangsa penjajah yang sangat berkuasa. Ya, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego telah diangkat, dari posisi tawanan bangsa terjajah yang golongan strata sosialnya paling rendah, menjadi golongan penasehat raja yang merupakan orang-orang nomor satu kerajaan yang berada di sekitar raja.
Bukan hanya mempertaruhkan pangkat, jabatan dan prestise, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego pun membahayakan nyawa mereka sendiri dengan berani membangkang dan melawan perintah raja. Namun mereka memilih setia pada Raja mereka yang sesungguhnya, karena mereka tahu bahwa Raja yang mereka sembah adalah Raja alam semesta yang kuasaNya melebihi segala raja di muka bumi ini. Dan terbukti bahwa Raja yang mereka sembah memang adalah Raja yang kuasaNya melebihi kuasa manapun juga.
Hari ini, mari belajar untuk tunduk pada kuasa yang paling besar di alam semesta ini. Akui kedaulatanNya atas hidup kita. Bahkan dalam keadaan mempertaruhkan segalanya, mari belajar seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang berani mati demi memperjuangkan iman. Jangan dengan mudah menjual iman kita, demi sesuatu yang bisa tergantikan. DIA jauh lebih berharga dibanding segalanya. Percayalah!
GOD bless!