“Percaya kamu?” | Kesaksian Hana Susi
2 min readSuatu hari, Lia (anakku) pulang kerja bercerita, “Bu, aku dituduh memakai uang tagihan perusahaan. “Saya tanya: “Lha, kamu pakai ndak?”, “Tidak bu”, “Lha kenapa kamu takut?”, “Masalahnya sampai dibawa polisi dan besok hari Senin, mereka akan datang kerumah, bu!”, “Kamu jangan takut dan besok kita hadapi!” Terus anak saya bilang: “Ibu, kok tenang wae tho?” Saya jawab: “Yo tenang tho, kita benar.” Saya pastikan, dan tanyai lagi: “Kamu pakai ndak?!”, “O ra, bu (tidak, bu..)” dan tanya, “Kamu percaya kalau Tuhan Yesus sanggup menolong?!”, “Percaya”, sambil menangis, “Ayo kita berdoa”.
Di dalam doa Tuhan tunjukkan, Maz 91: 3a Sungguh Dia yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung.
Saya tunjukkan ayat ini ke anak saya: “Percaya kamu?”, “Ya”, maka tenanglah anakku!
Nah, benar saudaraku. Senin sore mereka datang, seorang polisi berpakaian preman dengan bapak yang menuduh itu. Saya persilakan duduk. Mulai pak polisi bicara, kami dengarkan dan ganti saya yang bicara dengan tenang. Lha bapak ini kan bisa melihat gerak gerik orang yang berbuat kesalahan. Kalau memang anak saya pakai seperti yang bapak tuduhkan, kelihatan pak (sambil saya melirik ke arah bapak yang menuduh anak saya dan saya melihat bapak tersebut pucat tidak berani angkat mukanya seperti waktu mereka datang). Selang sebentar, Lia menyuguhkan makanan kecil dan teh. Bapak polisi itu bilang: “Mbak, dah kamu bisa tidur nyenyak.” Dalam hati saya berkata, terima kasih Bapa, Engkau baik dan mereka berpamitan…
Saudaraku.. Aku menulis ini sambil menetes air mata karena mengingat kebaikan Tuhan yang terus menolong kita di dalam kesulitan… Kiranya ini boleh menjadi berkat bagi teman-teman semua. Amin.
Pesan: jangan malu untuk bersaksi, biarlah nama Tuhan Yesus yang dipermuliakan.
Selang beberapa waktu kami mendengar bahwa bapak ‘Gik’ yang menuduh itu masuk penjara, ada beberapa kasus.
Kesaksian
Hana Susi
31 Maret 2018