Man of GOD | Ayub 1:1 (TB)
2 min read“Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” Ayub 1:1 (TB)
Kitab Ayub dimulai dengan perkenalan, dan ringkasan kisah hidup Ayub, seorang pria yang otentik dan sukses. Setiap kali memikirkan mengenai kriteria seorang pria ideal, pikiran kita akan terpaku pada pribadi Ayub. Walaupun kita bisa menemukan sederet pria ideal dalam Alkitab, tetapi Ayub adalah salah satu yang memiliki kriteria paling ideal. Alkitab mendata sederetan reputasi gemilang Ayub: ia saleh dan jujur, ia takut akan ALLAH dan menjauhi kejahatan. Sehingga Ayub dinobatkan sebagai seorang ‘Man of GOD’.
Alkitab juga mencatat kesuksesan peran Ayub sebagai pengusaha yang kaya raya dan sebagai kepala keluarga. Yang menarik perhatian, Alkitab menceritakan mengenai peran Ayub sebagai seorang ayah. Kerukunan serta hubungan yang erat antara anak-anaknya yang telah dewasa menunjukkan keberhasilan Ayub sebagai seorang ayah. Ayub juga secara konsisten menjalankan panggilan sebagai imam bagi keluarganya, bahkan setelah anak-anaknya dewasa dan hidup mandiri. Ayub rutin mendoakan, membimbing iman anak-anaknya dan melindungi serta menjauhkan mereka dari melakukan pelanggaran.
Tentunya bukan hal yang mudah bagi siapapun, termasuk Ayub, untuk membangun usahanya, imannya, dan juga keluarganya secara selaras dalam mencapai kesuksesan yang seimbang. Namun lewat sosok Ayub, Alkitab menunjukkan bahwa tidaklah mustahil untuk menjadi seseorang yang berhasil dalam pekerjaan sambil tetap membangun iman dan keluarga.
Belajar lebih dalam lagi tentang kehidupan Ayub, mari perhatikan sungguh-sungguh bahwa terlepas dari segala fakta kesuksesannya, Ayub menjadi tenar di kalangan tokoh Alkitab, bukan karena kehebatan materiilnya, maupun sederet keberhasilannya. Tetapi karena Ayub merupakan orang yang tetap setia menjadi terang bagi sekelilingnya, meski dia sendiri sedang dilanda kesusahan yang hebat. Ayub merupakan contoh yang luar biasa bagi kita, sebab Ayub memberikan teladan seorang percaya yang tetap percaya dan setia menjalankan tugasnya sebagai terang, dalam keadaan di mana hidupnya mencapai titik paling gelap. Adalah hal yang mudah untuk menjadi terang yang mengatakan “Tuhan Yesus baik“ ketika kita sedang senang dan dalam kondisi baik. Tetapi merupakan hal yang luar biasa ketika kita dapat melakukan hal yang sama dalam masa kesesakan. Ayub adalah contoh terang yang tidak pernah pudar, sebab dia memilih setia dan tetap bersinar, terlepas dari kondisi hidupnya.
Pada hari ini, marilah kita mengambil komitmen baru untuk senantiasa menggarami dan tetap bersinar sebagai garam dan terang dunia, terlepas dari apapun kondisi kita. TUHAN telah terlebih dahulu setia pada kita, maka kita pun harus setia padaNya! Belajar dari Keteladanan Ayub, mari kita : be a man of GOD!
GOD bless!