Arsip

Sosial Media GBA Center

11 December 2024

Gerakan Baca Alkitab

Jadikan Baca Alkitab Sebagai Gaya Hidup

Pertolongan Tuhan Tepat pada Waktu-Nya

3 min read

“Kejahatanmu akan menghajar engkau, dan kemurtadanmu akan menyiksa engkau! Ketahuilah dan lihatlah, betapa jahat dan pedihnya engkau meninggalkan TUHAN, Allahmu; dan tidak gemetar terhadap Aku, demikianlah firman Tuhan ALLAH semesta alam.”
Yeremia 2 : 19

Shallom,
Kesaksian ini apa adanya, saya tidak malu, karena ini semata untuk menceritakan kasih Tuhan. 
Mohon maaf kalau terlalu panjang 🙏 .

4 Mei 1999, saya dilamar oleh keluarga calon suami.  Ibu saya tidak setuju, dan menolak, dengan alasan mendapat mimpi, bahwa perangai calon suami saya buruk, pemabuk, dan tidak setia beribadah. Tapi saya tidak percaya, dan dengan diam-diam tetap menikah di gereja mertua. Alasan saya, dia seiman,dan orangtuanya penatua di suatu gereja (berbeda propinsi dan beda denominasi gereja). Sejak menikah, pindah kota, mengikuti suami, tidak pernah lagi bisa melayani anak-anak sekolah minggu di gereja karena, suami melarang. 

Mei tahun 2000, saya mulai hamil, dan setelah kandungan mulai masuk usia tiga bulan, ketahuan aslinya, suami jarang pulang, info dari teman-temannya, sering mabuk-mabukan dilokalisasi. Dan kalo pulang, tidak memberi nafkah, bahkan sering memukul.

Desember 2000, saat kandungn masuk usia tujuh bulan,  saya sudah tidak tahan lagi, mau pulang ke orang tua malu, yang terlintas hanya keinginan untuk bunuh diri. Saat suami tidak dirumah, saya ambil kabel, saya kupas pembungkus luarnya, dan saya lilitkan ke badan saya, dari leher, dada, perut sampai kaki dan saya hubungkan ke stop kontak.  Saat saya mau tekan tombol on, mendadak listrik padam, meteran anjlok. Jadi, saya lepas kabelnya lagi dan saya keluar untuk membetulkan meteran listrik. Setelah masuk, saya kunci pintu kamar, saya ulangi lagi, saya lilitkan kabel tadi ke tubuh saya, dan sedetik sebelum tangan saya menekan tombol on, tiba-tiba di telinga kanan saya ada yang berbisik “Aku mengasihi kamu”(saya tau, itu Tuhan yang berbisik lembut di telinga kanan saya, karena saat itu dirumah tidak ada seorang pun, hanya saya seorang diri) Saya langsung menangis, berlutut, memohon ampun, dan berjanji kepada Tuhan, seberat apapun masalah saya tidak akan mengulanginya lagi. 

Singkat cerita, saat anak saya sudah besar, saat duduk di SMP,  Tuhan izinkan, 2013 ada kakak dari seorang murid les saya (bukan murid les saya) yang mau bunuh diri karena bertengkar dengan orang tua nya.
 Pukul 22.30 an  mengetok pintu rumah saya, untuk menitipkan sepeda motor, dan mau bunuh diri di sungai . Dengan pertolongn Tuhan, akhirnya bisa digagalkan Tuhan, dan jam 1 malam berhasil mempertemukan dengan parent nya. Kira-kira 5 bulan berikutnya, ada salah satu teman anak saya smp, yang mencoba bunuh diri di rel kereta api tapi, sesaat sebelum ia melakukannya, dia telepon anak saya, dan anak saya telepon saya, lalu kami bujuk dan mau diajak pulang ke rumah. Suatu saat, 2017, ketika saya melihat berita di TV, ada seorang siswi smp, seorang katholik, anak seorang dokter di Kediri yang bunuh diri karena gagal masuk SMA favorit. Hal itu membuat saya menangis, dan memohon pada Tuhan, jangan biarkan orang-orang percaya mengalami keputusasaan. Dan puncaknya bulan Juni- Juli 2019, saat diberlakukan Zonasi untuk peserta didik baru, beberapa murid lulusan sd-smp yang gagal masuk sekolah negri, mencoba bunuh diri, hati saya bisa menangis menjerit kepada Tuhan, supaya jiwa-jiwa ini dikasihani, saya bergumul berdoa untuk beberapa anak, agar tidak mengulangi percobaan bunuh diri. 

Ujian buat saya tidak berhenti disini. Januari 2018, suami meninggal. Saya dan anak saya agustus 2019 pindah ke kota Solo. Disini, ibarat tanaman yang dicabut dari tempatnya, dan ditanam ditempat baru, harus mengawali hidup dari nol. Tidak punya murid disini, mencoba dagang, tapi tidak berjalan lancar. Hasilnya selalu minus. Dan karena tekanan ekonomi yang sangat berat, awal Desember 2019, ada keinginan yang kuat yang mendorong saya untuk bunuh diri lagi. Mati-matian saya berusaha memeranginya, bergumul dan berjuang. Dan hanya karena kasih Bapa kalau masih hidup sampai hari ini. Tuhan Yesus Kristus memberi kemenangan.

Saya sudah melewatinya, itu sebabnya saya bisa saksikan hal ini. Untuk semua saudaraku seiman, yang sudah ditebus oleh darah Kristus, seberat apapun persoalan hidupmu, jangan pernah meninggalkan Tuhan, Yeremia 2 : 19 jangan pernah lari dari pelayanan. Apa yang dipercayakan Tuhan kepadamu, kerjakan dengan tekun.  Dan seberat apapun persoalan hidupmu, jangan putus asa tangan Tuhan akan menolong tepat pada waktu-Nya, tidak pernah terlambat. Ingat, sangat besar kasih-Nya kepada kita, jangan sia-siakan. Siapa pun kamu, jangan pernah terlintas sekalipun  untuk bunuh diri, jangan meniru jejak Yudas Iskariot si pengkhianat itu. 
2 Petrus 3 : 1, Ayub 7 : 1, memang harus digenapi, tetapi jangan lupakan, Yeremia 29 : 11, 12-13

Selalu ada jalan keluar terbaik yang dibuat TUHAN untuk anak-anak-Nya
GBU

Kesaksian
Peserta team G

Share Artikel ini
Open chat
Butuh Bantuan!
Shalom! 👋🏻
Ingin bertanya tentang Gerakan Baca Alkitab dan pelayanannya? 🙏🏻

Kami melayani chat dari Jam 9.00 - 17.00 WIB
can't talk, whatsapp only