BERAPA KALI BAIT SUCI DIBANGUN?
7 min readDinasti Hasmonean dan penaklukan Romawi
Ada beberapa bukti dari arkeologi bahwa perubahan lebih lanjut pada struktur Bait suci dan sekitarnya dilakukan selama pemerintahan Hasmonean. Salome Alexandra, ratu Kerajaan Hasmonean, mengangkat putranya yang lebih tua Hyrcanus II sebagai imam besar di Yudaea. Putranya yang lebih muda Aristobulus II bertekad untuk menduduki tahta, dan segera setelah dia meninggal, ia merebut takhta. Hyrcanus, yang akan menjadi raja, setuju untuk puas menjadi imam besar. Antipater, gubernur Idumæa, mendorong Hyrcanus untuk tidak menyerahkan takhtanya. Akhirnya, Hyrcanus melarikan diri ke Aretas III, raja Nabatean, dan kembali dengan pasukan untuk merebut kembali takhta kerajaan. Dia mengalahkan Aristobulus dan mengepung Yerusalem.
Jenderal Romawi Pompey, yang berada di Suriah berperang melawan Armenia dalam Perang Mithridatic Ketiga, mengirim letnannya untuk menyelidiki konflik di Yudaea. Baik Hyrcanus dan Aristobulus memohon dukungan kepadanya. Pompey tidak rajin membuat keputusan tentang hal ini yang menyebabkan Aristobulus mundur. Ia dikejar oleh Pompey dan menyerah tetapi, para pengikutnya menutup Yerusalem dari pasukan Pompey. Bangsa Romawi mengepung dan merebut kota itu pada tahun 63 SM. Para imam Yahudi melanjutkan dengan praktik keagamaan di dalam Bait suci selama pengepungan. Bait suci itu tidak dijarah atau dirusak oleh orang Romawi. Pompey sendiri, mungkin secara tidak sengaja, pergi ke Ruang Mahakudus dan pada hari berikutnya memerintahkan para imam untuk memurnikan kembali Bait suci dan melanjutkan praktik keagamaan Yahudi.
Periode Bait Suci yang dibangun Zerubabel dan Herodes dalam sejarah Yahudi berlangsung antara tahun 530 SM sampai 70 M, ketika Bait Suci Kedua berdiri di Yerusalem. Sekte Farisi, Saduki, Eseni, dan Zelot terbentuk selama periode ini. Periode Bait Suci Kedua berakhir pada waktu Perang Yahudi-Romawi Pertama dan penghancuran Yerusalem serta Bait Suci oleh orang Romawi 4 Agustus 70 SM . Setelah kematian nevi’im nabi-nabi Yahudi terakhir dan ketika bangsa itu masih di bawah pemerintahan Persia, kepemimpinan orang-orang Yahudi berada berturut-turut di tangan lima generasi zugot (“pasangan”) pemimpin. Mereka berkembang pertama kali pada di bawah pemerintahan Persia (~ 539 – ~ 332 SM), kemudian pada di bawah pemerintahan Yunani (~ 332-167 SM), selanjutnya di bawah Hasmonea Raya yang independen (140-37 SM), dan akhirnya di bawah pemerintahan Romawi (63 SM – 132 M).
Herodes yang Agung atau Hordos (Hebrew: הוֹרְדוֹס, Hordos, Greek: Ἡρῴδης, Hērōidēs) juga dikenal sebagai Herodes I, adalah seorang raja boneka Romawi yang berkuasa di Yudea (sekitar 74 SM sekitar 5, 4 atau 1 SM yerusalem). Rincian biografinya yang cukup jelas diperoleh dari tulisan sejarawan Yahupada abad pertama Masehi, Yosufus. Bagi banyak orang Kristen, Herodes paling dikenal dari Injil Matius melukiskan dalam pasal 2 serangkaian kisah mengenai perbuatannya yang berakhir dengan pembunuhan anak di Betlehem.