Tiada Dendam di Hatiku | Kisah Para Rasul 7:60 (TB)
2 min read
Tiada Dendam di Hatiku
Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah ia. (Kisah Para Rasul 7:60 TB)
Dendam adalah amarah yang berubah menjadi kebencian. Perasaan yang ditujukan kepada individu atau kelompok tertentu.
Individu atau kelompok tertentu yang dimaksud ialah keluarga, pergaulan, dan masyarakat. Ketika yang bersangkutan dipandang sebelah mata atau disakiti. Secara verbal dan non verbal. Berulangkali atau saat itu juga. Dendam yang membara harus segera dibalaskan menurut sebagian orang.
Balas dendam membuat perasaan lega tetapi menimbulkan masalah baru. Tidak balas dendam membuat yang bersangkutan seakan kalah tetapi sebenarnya menang. Selain Kristus, tokoh Alkitab lainnya yang memilih untuk tidak melakukan tindakan balas dendam ialah Stefanus.
Stefanus dipenuhi oleh Roh Kudus. Tidak hanya memberitakan Injil dengan lantang tetapi rela mengampuni para anggota Mahkamah Agama. Secara logika, ia berhak dendam dan melakukan perlawanan tetapi ia tidak melakukannya.
Perlawanan tidak dilakukan karena ia melihat kemuliaanNya sehingga ia sanggup memohon pengampunan bagi mereka sesaat sebelum ia menyerahkan nyawa. Kisah Stefanus terjadi jauh setelah Kristus naik ke Surga. Banyak orang memilih untuk dendam dan melakukan pelrlawanan padahal tidak disakiti sampai menyerahkan nyawa. Mereka tidak bisa disalahkan karena hatinya belum diliputi kemuliaan Tuhan.
Bagi kita yang hatinya telah diliputi oleh kemuliaan Tuhan, pasti memilih untuk tidak melakukan perlawanan. Memang terlihat kalah tetapi sebenarnya menang. Secara tidak langsung memperkenalkan karakter dan teladan Kristus bukan?
Tuhan, tolong senantiasa ingatkan saya. Sesakit apapun hati saya saat ini, harus memandang salibMu dan melakukan seperti yang Stefanus lakukan jelang akhir hayat. Amin!
Tuhan Yesus memberkati dan salam cemungud!
Sumber:
