Seruanku DidengarNya | Yesaya 59:1 (TB)
1 min readSesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar. (Yesaya 59:1 TB)
Penulis telah menguraikan dengan jelas dalam beberapa artikel mengenai waktu khusus bersamaNya; konsistensi dalam membaca, meneliti, merenungkan dan melakukan FirmaNya serta kerinduan yang besar untuk merasakan cintaNya dan sentuhan tanganNya atas hidup kita melalui pujian dan penyembahan. Apa yang penulis uraikan tidak hanya berlandaskan pengetahuan yang penulis dapatkan melalui bangku teologi dan khotbah setiap minggu melainkan juga pengalaman, termasuk artikel hari ini yang membahas tentang berdoa dan berpuasa.
Sebelum penulis meceritakan pengalaman, terlebih dahulu penulis sampaikan bahwa memanggil Tuhan tidak membutuhkan daya baterai dan kuota internet seperti yang dilakukan oleh penghuni rumah berukuran besar; pekerja beda tempat dan penumpang beda kendaraan. Pandangan tersebut menjadi acuan penulis untuk meningkatkan intensitas doa serta menyediakan waktu untuk berpuasa saat pertama kali melakukan semua yang penulis uraikan dalam beberapa artikel. Hingga akhirnya penulis berhasil melakukannya setelah berdoa dan berpuasa selama hampir sepuluh tahun. Ketika penulis lalai melakukan apa yang penulis uraikan dalam beberapa artikel, berdoa dan berpuasa memberikan semangat untuk terus melakukannya.
Kesimpulan dari pernyataan dan kisah pengalaman penulis di atas ialah, bahwa hakikat berdoa dan berpuasa yang sesungguhnya ialah membangun keintiman serta melatih kemampuan untuk melakukan FirmanNya. Bukan tidak boleh meminta hal yang bersifat jasmani tetapi bagaimana kita menggunakan hal yang bersifat jasmani sebagai sarana yang menjadikan kita semakin intim serta menjadi pelaku FirmanNya.
Tuhan Yesus memberkati dan salam cemungud!
Sumber: https://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=23&chapter=59&verse=1