Pertobatan Membawa Sukacita | Lukas 15:32 (TB)
2 min readSetiap dari kita pasti sudah tidak asing lagi mendengar kisah perumpamaan tentang anak bungsu yang hilang; yang secara arogan meminta harta warisannya agar terbebas dari pantauan bapa kemudian pergi menghabiskannya dengan berfoya-foya. Di saat ia mulai sadar bahwa hidupnya menderita akibat pilihannya untuk hidup terbebas dari pantauan bapa, di saat itulah ia memutuskan untuk bertobat dan kembali pada bapa. Sempat terlintas dalam pikiran bahwa bapa tidak akan menerima kehadirannya akibat perbuatannya di masa lalu namun di luar dugaan ternyata bapa menerimanya dengan penuh sukacita kemudian menanamkan sukacita dalam hati si anak bungsu dengan mengadakan pesta yang disertai dengan iringan seruling, nyanyian, dan tari-tarian.
Anak bungsu yang diceritakan pada perumpamaan tersebut menggambarkan kita manusia berdosa, yang merasa paling hebat sampai-sampai tidak mau lagi hidup menurut arahanNya, baik yang disampaikan langsung oleh Dia pada saat membaca Alkitab; nasihat dari orang-orang yang sudah dewasa rohani maupun khotbah yang disampaikan oleh hambaNya dalam ibadah raya, kategorial, atau komsel. Pada saat kita sadar bahwa kita telah hidup di luar arahanNya kemudian memutuskan untuk bertobat; sama seperti bapa menerima si anak bungsu kembali pulang demikian juga Dia terhadap kita. Meski tidak semeriah yang dilakukan bapa terhadap si anak bungsu, dengan tumbuhnya perasaan seakan mendapat kesempatan kedua juga termasuk sukacita yang Dia tanamkan dalam hati kita.
Kesimpulan dari artikel hari ini ialah, pertobatan yang dialami oleh si anak bungsu membawa sukacita dalam hati bapa beserta hamba-hambanya; pertobatan yang kita alami membawa sukacita dalam hatiNya beserta para malaikat.
Tuhan Yesus memberkati dan salam cemungud!
Sumber: