Yesus Memulihkan Keadaanku
6 min readShalom sahabat GBA,
Saya juga mau menyaksikan cinta kasih Tuhan bagaimana Ia membuat saya bisa berada di titik ini.
Ayah saya seorang muslim berdarah Melayu asli, sementara mama orang Dayak dan beragama katolik, namun setelah menikah mereka memutuskan untuk pindah ke Kristen. Ayah saya ikut mama Kristen (hanya KTP).
Dari saya usia delapan bulan, ayah saya sudah sering sakit-sakitan (kerasukan buaya dan sampai lumpuh dua bulan) saat itu penyakitnya cukup parah dan tidak bisa berjalan dengan kedua kakinya, hanya bisa diam dan duduk. Dari kecil orang tua saya, sangat kuat terhadap penyembah berhala (ayah saya seorang dukun) jadi mereka berobat dengan dukun. 😢
Dari kelas 5 SD, 2008 saya memang sering sakit-sakitan dan dua kali masuk rumah sakit, tahun 2008 dan tahun 2019. Penyakit saya tipes dan demam berdarah.
Waktu terus berjalan, tahun 2014 tepatnya pada bulan April ayah saya opersi usus buntu. Saat itu saya masih duduk dikelas 2 SMK. Jujur saya sangat takut kehilangan ayah saya, karena saya mencintai ayah saya lebih dari segala sesuatu. Puji Tuhan operasi ayah saya berjalan lancar. Setelah operasi itu ayah saya tidak boleh kerja berat, tapi dia memaksakan diri untuk bekerja demi keluarga.
2016, saya lulus SMK kejuruan, niatnya ingin sekolah hamba Tuhan dan bahkan saya sudah dapat beasiswa untuk kuliah ke Singapura. Tapi ayah saya yang sakit-sakitan membuat saya harus berhenti mengapai impian itu. Karena posisinya harus bekerja untuk kebutuhan keluarga juga.
Desember 2016, saya sakit hari itu cukup parah. Setelah dibawa ke rumah sakit saya menderita ISK (infeksi saluran kemih) dan ada batu di ginjal dengan ukuran kecil dan puji Tuhan setelah meminum obat dari dokter batu itu keluar dan hancur.
2017, saya mendapat pekerjaan disebuah perusahaan yang cukup besar dengan kapasitas yang memadai. Disana saya diletakkan di bagian administrasi pendapatan, dan saya juga mengajar les kecil-kecil di rumah mengjar matematika dan bahasa inggris (sampingan pulang dari kantor).
2018. Awal Maret saya memang sudah merasakan ada yang aneh ditubuh saya, tapi karena saya orangnya tertutup jadi tidak mau cerita ke orang lain termasuk kedua orang tua saya. Saya tidak boleh capek dan dingin, kedua pinggang kiri dan kanan saya sangat sakit dan seakan membuat tubuh berhenti bekerja.
30 April 2018, di pagi itu saya sudah merasakan sakit yang luar biasa dan akhirnya saya dibawa kerumah sakit. Perut saya sangat sakit. Diruang rawat inap saya tidak bisa duduk, berdiri, berjalan, berbaring, duduk dan hanya bisa bersandar di kursi roda sambil menangis. Infus itu turun ke kaki dan tangan saya, hingga membuat tubuh saya membengkak dan perut saya buncit seperti orang hamil tiga bulan.
Empat kali rontgen, dokter tidak bisa menjelaskan penyakit saya. Akhirnya saya melakukan USG dua kali, ketika dokter kandungan memeriksa dia melihat seperti kedua benda hidup didalam perut dan saya lihat benda itu seperti bergerak. Akhirnya dokter mengatakan bahwa saya menderita Papillary Serous Cystadenoma Hemoragic Infrared, atau yang kita kenal Torsio Kista Ovarium Sinistra stadium tiga dan harus diangkat dengan tindakan operasi.
3 Mei 2018. Saya melakukan operasi pengangkatan kista, dari jam 08.30 pagi sampai jam 13.00 siang. Saya berpikir bahwa saya benar-benar akan mati dihari itu. Saya tidak bisa membayangkan jika saya mati dihari itu, saya pasti masuk neraka. Memang saya rajin berdoa pelayanan dan persekutuan tapi saya masih melakukan dosa.
18 Mei 2018. Saya masuk rumah sakit untuk kedua kalinya, badan saya drop akibat sebelum dan setelah opersi saya puasa terlalu lama, lima hari tanpa makan dan minum. Setelah diperiksa dokter, saya menderita asam lambung dan ISK. Dua hari dirawat saya disuruh rawat jalan.
14 Juli 2018. Saya masuk rumah sakit lagi, karena setelah satu bulan setelah dioperasi saya sudah berani mengendarai motor berangkat ke kantor. Dibawa kerumah sakit untuk ketiga kalinya. Setelah diperiksa dokter ada seperti bakteri tumbuh dikedua pipi saya dan juga maag udah kronis dan ISK. Dokter memberikan obat yang paten dan cukup mahal jadi bisa segera menghilangkan penyakit itu.
Kembali lagi saya diperiksa oleh dokter jantung dan setelah diperiksa saya menderita jantung koroner atau dimana detak jantung lebih cepat berdenyut daripada biasanya, menyebabkan sesak nafas yang berlebihan. Saya harus mengonsumsi obat yang harga nya 1,5 juta selama 12 bulan tapi karena tidak punya uang yang banyak saya hanya mampu membeli satu kali saja. Dan saya hanya berserah pada Yesus bahwa saya percaya mukjizat masih terjadi.
13 Agustus 2018. Kali ini ayah saya yang masuk rumah sakit. Setelah di rontgen, dokter mengatakan ayah menderita asam lambung dan sudah mengeluarkan nanah. Saya benar-benar takut kehilangan dia.
14 Oktober 2018. Saya kembali lagi drop, masuk rumah sakit untuk yang keempat kalinya dan diagnosis dokter, maag kronis, ISK dan infeksi perut. Saya dirawat selama enam hari oleh dokter dan dengan obat yang cukup paten.
6 November 2018. Setelah enam bulan selesai dioperasi dan dua minggu pulang dari rumah sakit. I lost my father. Saya kehilangan dia untuk selamanya. Ketika itu ayah saya meninggal dipelukkan saya dan tanpa bertobat. Saya merasa bahwa jiwa saya tidak tinggal di badan saya lagi dan merasa bahwa saya mati juga dihari itu. Ayah saya meninggal secara tiba-tiba, tidak melalui proses sakit yang lama, sakit beberapa jam dan langsung meninggal dunia. Jujur saya marah sama Tuhan, saya kecewa dan saya menangis tiga hari tiga malam tanpa jeda sehingga membuat mata saya bengkak. Tetapi Yesus tetap baik, dia tetap saja mengasihi saya dengan cinta-Nya yang tulus. Saya harus mulai membiasakan diri menjalani proses hidup dan hari-hari tanpa ayah saya. Saya adalah anak kesayangan dan ayah saya tidak perah marah sama saya kecuali ketika saya mengajak dia ke gereja karena, dia memang berlatar belakang muslim.
19 Maret 2019. Beberapa waktu lalu, saya kembali lagi masuk rumah sakit untuk yang kelima kalinya. Diagnosis dokter, sel darah putih saya mencapai 28.000 sel dan menyebar kesuluruh tubuh, artinya darah putih itu sudah menghisap sel darah merah dan gejala kanker darah. Saya benar-benar takut, bahkan saya tidak bisa membayangkan bagaimana saya harus hidup. Tiga hari dirawat di rumah sakit, setelah pemeriksaan terakhir, dokter dibuat cengang oleh penyakit saya, tiba-tiba saja sel darah putih itu menghilang 100% dan saya dinyatakan sembuh, luar biasa! Saya benar-benar merasa berdosa sekali telah kecewa pada Tuhan, dan Dia masih tetap mengasihi saya dengan cinta-Nya yang tak berkesudahan.
Delapan bulan saya meratapi kematian ayah saya, saya kangen dia, saya teringat ketika berangkat ke kantor dengannya dan makan siang bersama. Semua itu benar-benar saya rindukan setelah ayah saya tidak ada. Saya rapuh, saya merasa bahwa hidup ini tidak adil. Setelah saya hampir mati oleh berbagai macam penyakit, saya juga harus kehilangan panutan dihidup saya, dia. Disisi lain adik saya juga sakit dan usia 17 tahun dia belum datang bulan. Setelah diperiksa dokter, dia tidak punya lubang kemaluan dan juga harus dioperasi utk membuat lubangnya. Dia akan dioperasi setelah dia selesai SMA, (sekarang di kelas 3 SMA, tahun depan selesai) abang saya tidak bekerja. Ibu saya bekerja hanya pas-pasan untuk biaya kebutuhan hidup. Biaya sekolah adik saya diatas dua juta-an perbulan. Saya harus menjadi tulang punggung keluarga mengantikan posisi ayah saya. Oleh sebab itu, saya tidak boleh sakit lagi karena, jika saya sakit, tidak akan ada yang bekerja untuk keluarga.
Saya rapuh, saya merasa sendirian, kesepian, dan merasa bahwa tidak ada yang paham perasaan saya. Memang saya rajin berdoa, bahkan, pelayanan dan kebetulan saya juga seorang guru Sekolah Minggu. Tapi, hati saya masih saja tidak sepenuhnya untuk Tuhan.
20 Juli 2019. Saya bertemu dengan sahabat terbaik saya. Dia bilang, berbalik ke jalan Tuhan, serahkan hidupmu, Dia baik, Dia sanggup memulihkan keadaanmu. Tidak peduli seburuk apapun masa lalumu, sekalipun kamu sudah jatuh dilembah gelap, tangan-Nya selalu kuat untuk menarikmu kembali. Saat itu aku benar-benar merasa dipulihkan. Saya berdoa selama kurang lebih dari dua jam, saya berdoa sampai nangis dan minta ampun, dan minta pertolongan Tuhan buat diri saya. Tuhan baik dan Dia memulihkan keadaan saya hingga hari ini 🙏.
Dan sampai akhirnya saya pun bergabung di GBA pada tanggal 21 Juni 2019 lalu dan disni saya belajar banyak firman Tuhan. Bangun subuh, baca firman, persekutuan dan doa
Begitulah kesaksian hidup dari saya dan Puji Tuhan sekarang sudah sembuh dan tidak sakit-sakitan lagi. Sekalipun Masalah begitu banyak dihidup saya. Tapi saya tidak mau fokus kepada masalah, saya mau fokus pada Yesus yang sanggup menyelesaikan masalah saya.. 🙏
Tuhan memberkati 😇 🙏
Kesaksian
Fitriani Yuri Kwon
Host
24 Agustus 2019