Jangan Berhenti Bersaksi | 2 Timotius 1:8 (TB)
2 min readJadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah. (2 Timotius 1:8 TB)
Saat sedang mengobrol dengan keluarga; kerabat; handai tolan; sahabat atau rekan sejawat, apa yang seringkali menjadi bahan obrolan?
Film, musik, hobby, dan kuliner sering dijadikan sebagai bahan obrolan. Menceritakan hal-hal yang unik, seru, dan menyenangkan agar sang lawan bicara tergerak untuk melakukannya. Semua itu diceritakan tanpa ada perasaan ragu dan malu.
Tanpa merasa ragu dan malu. Perasaan tersebut sering tidak terjadi saat menceritakan segala sesuatu tentang Tuhan, termasuk perbuatan tanganNya yang membawa manusia pada kemenangan. Akibat ejekan yang diucapkan oleh keluarga; kerabat; handai tolan; sahabat atau rekan sejawat, dengan alasan bahwa mereka mengetahui citra buruk mengenai diri yang bersangkutan pada masa lampau. Perasaan semacam itu wajar tetapi tidak dibenarkan. Sebab Roh Kudus ada dalam diri setiap orang, mengingatkan bahwa ejekan tersebut sangat tidak sebanding dengan Kristus dan tokoh Alkitab lainnya, termasuk Paulus. Ingatan tersebut menumbuhkan keyakinan dan keberanian untuk bercerita tentang Dia.
Dengan yakin dan berani bercerita tentang mujizat-mujizat kecil dalam hidup. Meskipun sembuh dan sakit dan terlepas dari masalah ekonomi merupakan bagian dari mujizat-mujizat kecil, yang penulis maksudkan dalam renungan hari ini ialah perubahan-perubahan kecil yang terjadi dalam hidup.
Perubahan-perubahan kecil yang terjadi dalam hidup kemudian berlanjut pada proses, komitmen untuk menjaga kekudusan hidup hingga akhirnya menuju keserupaan dalam Kristus. Yang bersangkutan akhirnya berpikir, suatu saat nanti, keluarga; kerabat; handai tolan; sahabat atau rekan sejawat akan berhenti mengejek karena Tuhan menjamah hati mereka. Tak hanya berhenti mengejek, hati mereka akan tergerak untuk mendengarkan hingga tiba waktunya mereka juga mengalami kemenangan dalam Kristus.
Tuhan Yesus memberkati dan salam cemungud!
Terima kasih Tuhan karena Engkau telah memberikan saya keberanian untuk bersaksi. Saya tidak akan berhenti bersaksi meskipun rintangann yang saya hadapi pada masa yang akan datang bukan lagi ejekan tetapi lebih berat dari itu. Saya berjanji akan membagikan renungan hari ini karena di luar sana masih banyak orang merasa ragu dan malu untuk bersaksi. Saya yakin dan percaya, renungan ini menjadi alatMu agar apa yang sudah saya alami dan lakukan juga terjadi pada diri mereka. Amin!
Sumber:https://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=55&chapter=1&verse=8