Berdamai dengan Penderitaan | 2 Korintus 12:10 (TB)
2 min readKarena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. (2 Korintus 12:10 TB)
Jika kemarin kita telah membahas tentang makna yang terkandung dibalik peribahasa “duri dalam daging” serta pelajaran apa yang bisa kita petik di dalamnya, hari ini kita akan membahas tentang apa saja yang menjadi duri dalam daging pada Paulus serta bagaimana ia memandangnya.
Sejak saat Paulus bertemu denganNya dalam wujud cahaya kemudian dibaptis oleh Ananias, saat itu juga ia memberi sisa hidupnya untuk memberitakan injil keselamatan bahwa Yesus adalah Anak Allah serta hukum-hukum kekristenan melalui buah tintanya. Dalam 2 Korintus 10:10; 11:23-27, kita bisa melihat bahwa begitu banyak gangguan yang ia alami selama memberitakan injil, mulai dari seringnya Paulus berada dalam bahaya maut, dipenjarakan, didera, disesah, dilempari batu, terkatung-katung di tengah laut akibat karam kapal, diancam bahaya penyamun; bahaya banjir; bahaya dari orang Yahudi dan non Yahudi; bahaya di padang gurun, sering tidak makan; tidak minum; tidak tidur bahkan yang terakhir ia dicela bahwa ia hanya berani tegas dalam surat namun tidak pada saat berhadapan muka. Meski penderitaan tersebut begitu berat namun ia memilih untuk berdamai dengan semuanya itu – sebagai suatu anugerah besar bisa merasakan penderitaan Kristus serta sebagai pengingat dariNya agar tidak membanggakan diri. Biarlah melalui artikel hari ini kita semakin diingatkan untuk senantiasa berdamai dengan segala macam penderitaan dalam menerapkan FirmanNya serta memberitakan Injil.
Tuhan Yesus memberkati dan salam cemungud!
Sumber: