Terlalu Memikirkan Kritikan Orang Lain Tidak Memungkinkan Kita Mengucap Syukur | Roma 12:3 (TB)
2 min readSelain memerintahkan untuk menjaga kekudusan hidup, Paulus juga memerintahkan jemaat di Roma dan kita yang hidup pada saat ini untuk tidak memberikan penilaian yang berlebihan atas segala hal yang berkaitan dengan diri sendiri, termasuk kemampuan yang kita miliki dan hasil karya yang kita kerjakan. Penilaian yang berlebihan biasanya bersumber dari kritikan orang lain. Untuk lebih jelasnya mengenai apa itu “kritikan”, mari kita lihat penjelasan di bawah ini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nasihat berarti pelajaran baik, petunjuk, peringatan, teguran sedangkan kritik berarti kecaman, tanggapan, terkadang disertai uraian dan pertimbangan mengenai baik atau buruk terhadap suatu karya. Intinya adalah, nasihat dan kritikan tertuju pada diri kita hanya yang membedakan adalah, nasihat ditujukan untuk kepribadian dan karakter kita sementara kritikan ditujukan untuk kemampuan dan hasil karya kita. Artikel hari ini lebih mengarah kepada kemampuan dan hasil karya yang kita lakukan termasuk dalam pelayanan di gereja. Apabila suatu saat kita mendengar kritikan dengan kata-kata yang kurang pantas, baik ditujukan kepada kita secara tatap muka atau lewat sosial media; janganlah terlalu dipikirkan apalagi sampai dimasukkan ke dalam hati sebab akan membuat kita merasa tidak berharga dan tidak percaya diri sehingga sangat tidak memungkinkan untuk mengucap syukur melainkan ambillah makna positif yang terkandung dalam kritikan dan minta kekuatan Tuhan untuk semakin mengasah kemampuan sehingga dapat memberikan hasil karya yang lebih baik lagi, baik dalam pelayanan di market place maupun pelayanan di gereja.
Tuhan Yesus memberkati dan salam cemungud!
Sumber: