Arsip

Sosial Media GBA Center

27 July 2024

Gerakan Baca Alkitab

Jadikan Baca Alkitab Sebagai Gaya Hidup

Perlindungan Tuhan Ajaib

4 min read
Perlindungan Tuhan Ajaib

Perlindungan Tuhan Ajaib

“Hidup dan kasih setia Kaukaruniakan kepadaku, dan pemeliharaan-Mu menjaga nyawaku.”  Ayub 10:12 (TB)

Shalom saudara saudari yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, saya rindu untuk berbagi tentang kebaikan dan kemurahan Tuhan selama masa pandemi Covid-19 melanda Indonesia.  Sehari-hari saya bekerja sebagai seorang paramedis di RS rujukan penanganan Covid-19 di kota saya.  Sehari-hari saya bekerja di ruangan yang boleh dikatakan masih steril dan tidak terlibat langsung dengan pasien yang memang sudah terkonfirmasi positif covid-19. Saya bekerja di bagian kelahiran dan kematian bayi baik yang secara normal ataupun lewat tindakan operasi. Pada awalnya virus corona merebak belum ada protokol kesehatan yang sejelas sekarang. Namun seiring berjalannya waktu, salah seorang rekan kerja saya terkonfirmasi positif covid, saya dan rekan tersebut cukup dekat untuk makan bersama di tempat kerja bahkan terkadang kami rebah-rebahan di tempat yang sama saat kelelahan pada shift malam,  jadilah saya sebagai KERT. Pada saat jalan pulang saya sempat merasa takut tapi saya berfikir positif karena juga belum ada hasil pasti apakah rekan saya tertular dari pasien yang kami tangani atau bukan. Pada hari itu di rumah anak dan suami saya batuk-batuk dan flu, mulai timbul lagi rasa takut saya yang tadi. Sampai keesokan hari saya masuk kerja sudah ada hasil lab yang memastikan bahwa rekan saya tertular karena kontak dengan salah satu pasien.

Mungkin Anda bertanya kenapa pasiennya tidak di rapid atau swab sebelum ditangani? Pada pasien gawat darurat sampel tes berupa cairan tubuh pasien (baik yang berupa darah maupun lendir) sudah diambil tapi kami tidak bisa melakukan pembiaran pada pasien sambil menunggu hasil, tanpa melakukan apa-apa. Sekali lagi ini terjadi pada awal-awal musim covid19 di mana prokes, apd dan lab tidak seefisien dan semudah saat ini.

Ketika rekan saya sudah masuk ruang isolasi untuk dirawat,  kami yang kontak dengan dia mulai di swab, saya membawa anak dan suami juga untuk diperiksa. Saya dan suami tidak masuk kerja selama 3 hari. Namun puji Tuhan dahsyat kuasaNya, sekeluarga kami negatif,  padahal kalau diingat-ingat hitungannya saya sangat kontak erat dengan rekan saya saat itu. Tentu rasa takut yang tadinya menyelimuti saya jadi sirna sudah. 

Kemudian di akhir tahun saya hamil, tetapi saya malah merawat bayi-bayi yang saat lahir terkonfirmasi positif covid19,  bahkan ada 1 shift saya dan rekan sama-sama hamil, mau tidak mau saya harus masuk untuk kontak dengan bayi-bayi tersebut, sebagai catatan jika rekan shift saya tidak hamil, biasanya mereka yang masuk menggunakan apd dan saya yang akan menulis laporan di luar ruangan,  karena situasi malam itu kami sama-sama hamil, maka tidak ada pilihan kami harus melaksanakan tugas. Kembali lagi saya diselimuti rasa khawatir, saya perkuat berdoa dan meningkatkan kehati-hatian, di sini sekali lagi kemurahan Tuhan terjadi, keluar SK dari direktur bahwa saya akan diroling ke ruangan non-covid. Sungguh saya sangat bersukacita.

Pertengahan Februari tahun ini saya pindah ke ruangan non-covid saat itu kehamilan sy sudah 6 bulan, namun lagi-lagi saya kembali khawatir karena hari pertama saya masuk kerja di ruangan itu di shift pagi, rekan dinas malam baru saja mendampingi kepergian seorang pasien yang suspek.  Jadi orangnya sudah dipanggil Tuhan, tapi hasil lab swab pcr nya belum keluar, kembali lagi yang tadinya saya sudah tenang karena dipindahkan malah jadi was-was.  Singkatnya beberapa kali ruangan rawat inap baru yang saya tempati bekerja terulang kejadian seperti itu. Di masa pandemi selain harus hati-hati,  kejujuran pasien juga terkadang menjadi mahal.

Sampai saat saya melahirkan anak saya dengan selamat berkat pertolongan dan kemurahan Tuhan, totalnya saya 3x di swab, anak saya laki-laki, lahir dengan tubuh yang lengkap dan sehat. 1 lagi berkat kemurahan Tuhan yang dapat kami nikmati dan syukuri. Kemudian saya mengambil cuti 3 bulan. Selama saya cuti, serangan ke-2 covid-19 semakin menggila bahkan di kota tempat tinggal saya, mengalami kenaikan sampai 200%. Berkali-kali ditolong Tuhan namun saya juga berkali-kali kembali lagi merasa khawatir dan takut. Di sini saya mau bilang bahwa tanpa Tuhan saya tidak mampu, tidak ada penguat melewati badai pandemi ini. Setiap ibadah di gereja, Bapak Gembala berkhotbah jangan takut, namun kembali ke hari kerja di tengah-tengah semua kejadian, sisi manusia saya hilang timbul kadang khawatir, takut, kemudian berpengharapan lagi, seperti itu terus selama saya bekerja. Saat ini rekan-rekan kerja saya di ruangan cuma 2 yang negatif, yang lain terkonfirmasi positif, ada yang sedang hamil, ada yang istrinya di rumah sedang hamil, ada yang anaknya menunggu di rumah, ada yang punya orang tua yang sudah sangat tua di rumah. Melihat pencobaan yang terjadi pada rekan-rekan saya saat ini, saya jadi amat sangat bersyukur pada Tuhan atas kemurahan dan perlindungannya pada saya. Selama ini saya hanya dicobai sampai di titik NYARIS, namun rekan-rekan saya mengalami pencobaan yang lebih berat.

Saat ini Instalasi tempat saya bekerja ditutup sampai 13 hari ke depan karena 98% petugas terkonfirmasi positif.  Tanggal 1 bulan depan cuti saya selesai. Apakah saya kembali khawatir masuk dalam pelayanan di tengah pandemi? Kali ini tidak! Ayat emas yang menguatkan saya di dalam Filipi 4:13 “Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Setelah membaca ini semoga hati kita semua tergerak. Saya mohon pada saudara-saudari yang berkenan topang dalam doa untuk pemulihan rekan-rekan kerja saya yang sedang diisolasi. Terima kasih, Tuhan Yesus Memberkati

Kesaksian Oleh : Sacra (peserta GBA team G)

Share Artikel ini
Open chat
Butuh Bantuan!
Shalom! 👋🏻
Ingin bertanya tentang Gerakan Baca Alkitab dan pelayanannya? 🙏🏻

Kami melayani chat dari Jam 9.00 - 17.00 WIB
can't talk, whatsapp only