Kesaksian yang Berkuasa | Roma 8:16-17a (TB)
2 min readRoh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris. (Roma 8:16-17a TB)
Hari ini penulis akan membahas bagaimana kesaksian menjadi berkuasa.
Kesaksian menjadi berkuasa jika disampaikan oleh orang yang mampu mengingat dengan baik karena dapat menggunakan panca indera dengan baik, memiliki komitmen untuk mengatakan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Alat bukti melengkapi keabsahan dari kesaksian yang disampaikan. Apa itu? Kamera pengintai, jejak digital, atau dalam bentuk lainnya yang masih terkait dengan kejadian.
Kemampuan sang pemberi saksi serta kamera pengintai, jejak digital atau alat bukti lainnyal tidak hanya berlaku dalam lingkup persidangan atau hal umum lainnya tetapi dalam Kekristenan.
Dalam Kekristenan, sang pemberi saksi tidak hanya bercerita tentang mujizat yang dialaminya tetapi harus dibarengi dengan pengetahuan yang mumpuni tentang Alkitab. Pengetahuan yang didapatkan karena memiliki gaya hidup membaca Alkitab, gairah tinggi untuk belajar sehingga mampu menafsirkan Alkitab kelak. Diperkuat dengan cara bercerita yang lugas karena disertai dengan komitmen untuk melakukannya.
Semua uraian penulis dalam renungan hari ini didasarkan dengan hati nurnai yang bersih. Hati nurani yang cinta akan kebenaran sehingga bawaannya ingin membela kebenaran karena cinta kebenaran; hati nurani yang intim dengan Roh Kudus hingga pada suatu hari, semakin banyak orang yang mengenal dan mengalami kemenangan dalam Kristus seperti yang kita alami dan rasakan.
Tuhan Yesus memberkati dan salam cemungud!
Sumber: