Iri Hati Tidak Memungkinkan Kita Mengucap Syukur | Lukas 15:28-29 (TB)
1 min readNats di atas merupakan sepenggal kisah yang sudah tidak asing di telinga kita, yaitu perumpamaan anak yang hilang dimana akhir dari kisah ini kita semua tau, bahwa anak sulung tidak terima; ia yang tak pernah berbuat kesalahan apapun dan begitu setia mengabdi pada sang ayah, seharusnya ia yang menikmati lembu sembelihan hamab-hamba ayahnya bukan anak bungsu yang sudah jelas-jelas pergi dari rumah dan memboroskan harta sang ayah.
Iri hati memiliki pengertian emosi yang muncul dalam diri seseorang ketika melihat orang lain memiliki prestasi, kekuasaan, dan berharap agar orang lain kehilangan semua itu. Dari pengertian tersebut, kita menjadi tau bahwa perasaan tidak terima yang ditunjukkan oleh anak sulung merupakan perasaan iri hatI, yang sangat tidak memungkinkan untuk mengucap syukur lantaran tidak suka melihat orang lain termasuk saudara kandung sendiri menikmati kebahagiaan. Biarlah artikel hari ini menyadarkan kita agar tidak iri hati saat melihat orang lain menikmati kebahagiaan melainkan mengucap syukurlah karena Tuhan lebih menyayangi orang lain daripada diri kita sendiri dan percayalah bahwa suatu saat kita akan mendapat berkat yang melimpah dariNya.
Tuhan Yesus memberkati dan salam cemungud!
Sumber: