BERAPA KALI BAIT SUCI DIBANGUN?
7 min readSelama periode ini, Yudaisme Bait Kedua dapat dilihat sebagai hasil dari tiga krisis besar dan akibat-akibatnya, karena berbagai kelompok orang-orang Yahudi bereaksi secara berbeda.
Pertama, kehancuran Kerajaan Yehuda pada tahun 587/6 SM, ketika orang Yahudi kehilangan kemerdekaan, kerajaan, kota suci dan Bait Suci Pertama, malahan sebagian besar dibuang ke Babel. Akibatnya mereka menghadapi krisis teologis yang melibatkan hakikat, kekuasaan, dan kebaikan Allah serta juga menghadapi ancaman secara budaya, ras, dan seremonial karena mereka dilemparkan ke dalam kedekatan dengan bangsa-bangsa dan kelompok agama lain. Tidak adanya para nabi yang diakui pada periode kemudian meninggalkan mereka tanpa versi bimbingan ilahi pada saat mereka merasa paling membutuhkan dukungan dan arahan.
Krisis kedua adalah kuatnya pengaruh Hellenisme dalam Yudaisme, yang memuncak pada Pemberontakan Makabe 167 SM.
Krisis ketiga adalah pendudukan Romawi atas daerah itu, dimulai dari kedatangan Jenderal Pompeius dan direbutnya Yerusalem pada tahun 63 SM. Ini termasuk penunjukan Herodes Agung sebagai “Raja orang Yahudi” oleh Senat Romawi, dan pembentukan Kerajaan Herodes di Yudea yang terdiri dari bagian-bagian apa yang saat ini adalah Israel, Otoritas Palestina, Gaza, Yordania, Lebanon dan Suriah.
Herodes Agung memulai proyek perluasannya sekitar tahun 19 SM. Bangunan ini dihancurkan oleh pasukan-pasukan Romawi di bawah Kaisar Titus pada tahun 70 M. Namun, sebagian sejarahwan menduga bahwa orang-orang Yahudi sendiri telah membakar Bait Suci Kedua agar tidak dicemari. Sejak dihancurkannya Bait Allah ini pada tahun 70 M, orang Yahudi terus berdoa agar Allah mengizinkan mereka membangunnya kembali. Doa ini adalah bagian resmi dari doa-doa Yahudi tiga kali sehari.