Arsip

Sosial Media GBA Center

14 December 2024

Gerakan Baca Alkitab

Jadikan Baca Alkitab Sebagai Gaya Hidup

Walau Ku Tak Dapat Melihat

6 min read

“Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.”   Yesaya 46 : 4 (TB)

Kusadar tak semua dapat aku miliki di dalam hidupku
Hatiku percaya rancangan-Mu bagiku adalah yang terbaik

Walau ku tak dapat melihat semua rencana-Mu Tuhan
Namun hatiku tetap memandang pada-Mu
Kau tuntun langkahku

Walau ku tak dapat berharap atas kenyataan hidupku
Namun hatiku tetap memandang pada-Mu
Kau ada untukku…

(Grezia Epiphania)

Shalom🙏🏼

Salam sejahtera sahabat GBA yang dikasihi Tuhan. Perkenalkan nama saya Trifena Demostika. Saya mau bersaksi tentang pengalaman saya dengan Tuhan. Saya terlahir normal dari keluarga kristen. Pada usia 14 tahun saya menjadi seorang Tuna Netra. Waktu itu saya menderita sakit kepala berkepanjangan dan singkat cerita, setelah diperiksa dokter ternyata saya menderita Hidrosefalus, sehingga kepala saya harus dioperasi. Setelah menjalani operasi, saya kehilangan separuh penglihatan saya. Saya tidak bisa membaca dan menulis, saya hanya bisa melihat samar-samar cahaya, akibatnya saya tidak bisa melanjutkan sekolah di bangku SMA. Hidup saya berubah total, yang biasanya bisa saya lakukan sendiri, sekarang semua bergantung pada orang lain. Karena dari kecil sudah diajarkan untuk rajin berdoa oleh orang tua, maka saya dan juga orang tua saya dan semua saudara saya berdoa memohon kesembuhan mata saya pada Tuhan, agar saya bisa melihat kembali dan bisa hidup normal kembali. Hari demi hari berlalu, sehari, seminggu, sebulan, bahkan tahun berganti tahun, namun Tuhan tak kunjung menjawab doa kami. Saya kecewa, saya menjadi anak yang pemarah dan temperamental. Saya sangat menyesali kenapa dulu harus operasi sehingga akhirnya saya menjadi tuna netra. Keluarga saya juga sangat kecewa. Bahkan dari gereja dan juga kelompok sel saya, semuanya mendoakan kesembuhan mata saya. Namun saya merasa Tuhan tidak menjawab juga.

Sampai suatu hari, seorang teman lama saya datang berkunjung ke rumah karena mendengar cerita tentang mata saya, dan ia menyarankan supaya saya melanjutkan sekolah di sekolah khusus untuk penyandang tuna netra. Bukannya menerima tapi dengan sombong saya tolak ajakan itu. Bahkan saya merasa sangat tersinggung dan marah sekali. Saya sempat menuntut Tuhan untuk mengembalikan penglihatan saya karena saya tidak mau hidup sebagai orang cacat. Setiap hari doa saya hanya minta kesembuhan, tanpa pernah mengucap syukur pada Tuhan. Saya sangat frustasi dan menyalahkan semua orang. Saya menyalahkan orang tua saya, saudara-saudara saya bahkan keadaan saya, sampai saya berpikir kenapa saya tidak mati saja saat dioperasi dulu. Di titik terendah dalam hidup saya karena demikian capeknya dengan kondisi yang bertahun-tahun tidak ada perubahan, saya menangis dan bilang pada Tuhan, “Tuhan, kalau memang Tuhan mau  saya melanjutkan sekolah dan hidup sebagai orang cacat, saya terpaksa terima, meski dengan berat hati karena tidak ada pilihan lain, tapi saya minta tuntunan Tuhan.”

Puji syukur, Tuhan itu luar biasa! Melalui tante saya yang tinggal di lain kota, Tuhan atur semua tepat dan sangat indah. Saya akhirnya bisa bersekolah lagi di sekolah khusus tuna netra yang cukup terkenal di Indonesia, di kota tante saya. Saya berserah total pada Tuhan, sehingga dari mulai pendaftaran sampai saya berangkat ke sekolah semua lancar. Saya belajar taat untuk mengikuti perintah dan proses Tuhan dalam hidup saya, meski yang saya merasa sedih dan dengan keterpaksaan, tetapi karena tidak ada pilihan lain, saya tetap jalani semuanya. Puji Tuhan, di tempat yang baru, saya banyak belajar dan mengenal hal-hal yang baru. Saya pun berkenalan dengan teman-teman dan guru-guru baru, bahkan saya belajar huruf braille.  Saya juga diperkenalkan dengan tongkat yang menjadi sarana bagi orang-orang tuna netra untuk berjalan dan bisa mandiri.

Hari-hari berlalu tapi hati saya masih penuh tangisan. Saya tidak bisa merasakan sukacita di tempat yang baru. Suatu hari saya diberi sebuah alkitab braille. Saya sangat senang sekali karena saya bisa baca alkitab lagi setiap hari. Saya ingat pertama kali saya baca alkitab setelah menyandang tuna netra adalah kitab Daniel. Saya belajar dari kehidupan Daniel yang berdoa 3 kali sehari. Tetapi saya tetap merasa tidak ada perubahan dalam hidup saya, karena saya masih menyimpan perasaan kecewa.

Suatu hari saat saya baca alkitab, tiba-tiba saya merasa bahwa Tuhan sedang berbicara secara pribadi pada saya. Tuhan mengingatkan akan doa dan permohonan saya waktu pertama kali saya menjadi buta, bahwa saya ingin bisa melihat lagi dan bisa hidup normal sehingga bisa baca alkitab sendiri tanpa bantuan orang lain. Saat itu Tuhan berkata pada saya, “bukankah kamu sekarang sedang baca alkitab?” Saya tersentak dan sadar bahwa saya sudah bisa baca alkitab sendiri. Saya ingat Tuhan berkata, “AKU memang tidak membuka matamu untuk bisa kembali melihat, tetapi AKU memberimu kemampuan untuk bisa membaca kembali.” Tuhan juga mengingatkan tentang tongkat, yang mana sekarang saya bisa berjalan dan dengan mandiri pergi ke mana pun tanpa perlu diantar lagi, meskipun dengan bantuan tongkat. Saya baru menyadari bahwa Tuhan telah menjawab doa-doa saya, dengan memberikan semua yang saya minta dalam doa. Semua Tuhan berikan pada saya dengan penuh kasih. Saya bisa membaca, bisa berjalan dengan mandiri, bisa pakai handphone, komputer, laptop dan lain-lain. Sungguh luar biasa. Saya sangat bersyukur. Seolah-olah mata saya terbuka dan saya menyadari kasih Tuhan saat itu. Saya bilang ke Tuhan, “terima kasih Tuhan untuk semua yg Tuhan beri, terima kasih Tuhan.” Dan saat itu Tuhan menyembuhkan luka hati saya, memperbaharui pola pikir saya. Dan meski Tuhan tidak menyembuhkan mata saya, tapi hati saya telah sembuh dan pulih. Saya juga minta ampun pada Tuhan karena saya banyak menuntut Tuhan.

Saudara-saudaraku, kita sering mendengar tentang mujizat bahwa Tuhan menyembuhkan orang sakit, mencelikkan orang buta, mengabulkan doa, tapi saat ini saya mengajak kita semua untuk :

1. Mari kita melihat segala sesuatu bukan dengan cara pandang (kacamata) kita sebagai manusia, tapi mari kita memandang dengan kacamata  Tuhan sehingga semua akan terasa  indah, seperti lagu Sekolah Minggu : “Bersama Yesus lakukan perkara besar, bersama Yesus tidak ada yang sukar.”

2. Mari kita setia membaca alkitab, mungkin sepele kelihatannya, tapi saat kita baca alkitab kita melakukan yang bisa kita lakukan. Intinya kita melakukan apa yang menjadi bagian kita, yaitu berdoa, baca alkitab. Dan yang tidak sanggup kita lakukan semua itu adalah bagian Tuhan. Tuhan akan turun tangan menolong kita.

Anugerah Tuhan itu selalu baru setiap hari. Apa yang tidak pernah kita pikirkan jika Tuhan sudah berkehendak terjadi dalam hidup kita, maka semua tiada yang mustahil. Seperti saat ini, saya sudah bergabung dengan GBA. Dulu saya hanya mendengar cerita dari saudara saya tentang sebuah lembaga baca Alkitab. Suatu hari di awal bulan November 2020 tiba-tiba saya diajak oleh seorang teman untuk bergabung membaca alkitab di GBA. Awalnya saya tidak merespon, karena saya merasa ragu dan takut tidak mampu karena saya tuna netra. Tetapi teman saya tidak putus asa dan terus mengajak saya. Akhirnya saya bergabung di GBA. Saat itu saya sempat bilang ke host yang konfirmasi ke saya bahwa saya seorang tuna netra, tapi dengan iman saya mau mencoba ikut baca alkitab di GBA. Puji Tuhan oleh host di GBA saya diijinkan bergabung tanpa melihat siapa dan bagaimana keadaan saya. Puji Tuhan akhirnya saya bergabung dan ternyata peserta di GBA banyak sekali, meski dengan keterbatasan fisik saya, tapi Tuhan mampukan saya untuk bisa baca alkitab setiap hari. Pernah saya telat baca, tapi dengan kasih dan perhatian para host di GBA mendukung dan menyemangati saya. Terima kasih Tuhan, terima kasih GBA yang sudah mengijinkan saya untuk bergabung membaca alkitab bersama.

Melalui kesaksian dan kisah hidup saya ini, saya ingin mengajak saudara-saudara semua, ayo menjalani hidup dengan penuh sukacita, apapun yang terjadi dalam hidup ini tetaplah bersama Tuhan, memandang dengan kacamata Tuhan dan  jangan pernah berhenti baca alkitab, karena dengan setia baca alkitab banyak rahasia-rahasia yang Tuhan singkapkan pada kita. Biarkan Tuhan menggantikan posisi kita, Tuhan mengambil alih beban kita, dan saat kita berjalan bersama Tuhan, kita selalu digendong-Nya. Teruslah berdoa dan setia membaca alkitab.

Saya rindu kesaksian ini boleh menjadi berkat buat saudara-saudara semua. Amin

Kesaksian Oleh : Trifena Demostika (Peserta GBA team L6)

Share Artikel ini
Open chat
Butuh Bantuan!
Shalom! 👋🏻
Ingin bertanya tentang Gerakan Baca Alkitab dan pelayanannya? 🙏🏻

Kami melayani chat dari Jam 9.00 - 17.00 WIB
can't talk, whatsapp only