Tuhan Memakai Waktu dan Kejadian Untuk Memproses Aku
5 min readSelama masa-masa itu, saya merasa sangat stress, tertekan, di samping tugas khotbah yang harus dipersiapkan sesuai jadwal, dan merasa sendiri, benar- benar tiada teman. Dalam kurun waktu kurang dia minggu, berat badan saya turun sekitar tiga kilo. Saya juga berulang kali demam dan mengalami batuk pilek berat hingga saya harus ke dokter. Untung saja waktu itu belum ada Covid-19, apa jadinya kalau sudah ada… Hanya kepada Tuhan Yesus saya mengadukan semua kegundahan saya. Saya juga orangnya sangat introvert dan dalam masa penyesuaian diri baik di asrama maupun di ladang pelayanan. Masih setahun di Jakarta dan belum tahu jalan dan lain-lain, yang sebelumnya di Medan saya memiliki komunitas yang handal. Semua teman asrama pastinya sibuk dengan tugas masing-masing, ada yang masih di kampus, ada yang terpencar di ladang praktek. Keluarga jauh di Medan, teman-teman lama selain jauh kondisi juga tidak kondusif. Pada waktu itu saya masih sekitar sebulan jadian dengan pacar yang sekarang adalah suami saya. Beliau juga pada waktu itu sedang sangat sibuk dengan pelayanan praktek setahun dan persiapan wisudanya.
Beberapa hari sebelum berakhirnya masa praktek pelayanan dua bulan, gembala gereja itu memanggil saya ke kantornya. Saya sama sekali tidak tahu apa yang akan dibicarakan. Setelah basa basi tanya kabar, dan lain-lain, gembala tersebut mengungkapkan pelaku dari kehilangan barang-barang yang sebenarnya sudah terjadi hampir setahun, mereka juga baru “ngeh”. Pelakunya adalah seorang pengerja dari luar kota. Ia akhirnya diberhentikan karena telah terbukti mencuri barang-barang di gereja itu. Mendengar itu saya baru paham apa yang sebenarnya terjadi. Teringatlah lagi momen ketika sekelompok orang bersamaan menatap saya dengan reflek karena seseorang mengatakan, “Siapa lagi kalau bukan orang baru?”. Juga teringat hari di mana hp seorang remaja ketinggalan di rumah dan karena itu saya semacam diinterogasi kecil dan tas saya sedikit digeledah, ketika buku-buku yang ada di kantor tiba-tiba dibawa pulang pemiliknya, ketika laci dikunci dan dicek berulang kali. Semua peristiwa itu seperti diputar ulang dalam memori saya. Perasaan saya campur aduk ketika saya keluar dari kantor sang gembala, buru-buru saya masuk kamar menangis tersedu-sedu di hadapan Tuhan. ‘Jadi ini semua sebabnya mengapa saya diperlakukan begitu rupa’, batinku. “Loe-loe pada gak tahu ya, kalo gue ini memilih mati kelaparan daripada mengambil yang bukan hakku. Itu prinsip hidup gue dari kecil,” teriakku kepada tembok. Mungkin, semut terbang terkena angin dan muncratan ludah teriakanku. Saya marah sekali karena merasa dicurigai, tetapi jujur saja saya juga merasa lega karena akhirnya semuanya sudah terang-benderang.
Setiap orang punya cerita sendiri menjalani panggilannya di ladang Tuhan. Jika sekarang saya lihat ke belakang, kejadian tersebut menjadi pembelajaran yang itu saya masih masa penilaian, haha. Setelah itu tiada lagi dendam atau kepahitan. Kejadian ini meyakinkan saya bahwa kebenaran akan menemukan jalannya cepat atau lambat. Banyak hal yang saya pelajari. Satu hal yang terpatri di hatiku, kasih karunia Tuhan selalu nyata bagiku. Dia selalu siap menolongku. Kemudian saya belajar lebih membuka diri, belajar seluas-luasnya, kadang-kadang sok akrab sok kenal supaya tidak terlalu pendiam, supaya dipakai Tuhan dengan maksimal, walaupun tetap banyak keterbatasan. Biarlah Tuhan yang menyempurnakan.
1 Timotius 5:19, 21-22, 25 (TB) Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga orang saksi. Di hadapan Allah dan Kristus Yesus dan malaikat-malaikat pilihan-Nya kupesankan dengan sungguh kepadamu: camkanlah petunjuk ini tanpa prasangka dan bertindaklah dalam segala sesuatu tanpa memihak.Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah kemurnian dirimu.Demikian pun perbuatan baik itu segera nyata dan kalau tidak demikian, ia tidak dapat terus tinggal tersembunyi.
Kesaksian
Darna Kaban
Host Team D