Meratap vs Percaya | 1 Tesalonika 4:13b (TB)
2 min read
Meratap vs Percaya
Supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. (1 Tesalonika 4:13b TB)
Siapapun tidak akan pernah mengetahui dengan cara apa Tuhan memanggil orang yang kita kasihi kembali ke pangkuan Bapa di Surga, entah itu karena kecelakaan; sakit-penyakit atau bencana alam. Air mata jatuh berderai ketika mendengar dan melihat orang yang kita kasihi telah terbujur kaku terlebih pada saat dimasukkan ke dalam liang lahat. Banyak orang yang pada akhirnya tidak mau bicara, tidak mau makan, tidak mau tidur, tidak mau keluar kamar lantaran stress memikirkan, sanggupkah saya menjalani hidup tanpa dia? Apakah saya beserta anak-anak tetap bisa menjalani hidup pasca kepergiannya?
Sesungguhnya menangis itu wajar. Yang menjadi tidak wajar jika sampai tidak mau bicara, tidak mau makan, tidak mau tidur, tidak mau keluar kamar seakan-akan Tuhan tidak ada. Yang Dia inginkan ialah percaya bahwa pemeliharaan diberikanNya berkali-kali lipat di saat orang yang kita kasihi telah kembali ke pangkuan Bapa di Surga.
Bagi setiap pembaca yang anggota keluarganya, baik itu keluarga inti maupun keluarga besar yang masih lengkap, izinkanlah penulis mengatakan ini, pada saat tiba waktunya salah seorang atau beberapa orang dari keluarga inti atau keluarga besar kembali ke pangkuan Bapa di surga, menangis boleh namun semua kembali lagi kepada pembaca, lebih memilih untuk meratap atau percaya? Jika artikel hari ini dibaca dengan seksama pasti pembaca mengetahui pilihan mana yang harus diambil.
Tuhan Yesus memberkati dan salam cemungud!
Sumber:
