Lebih Dekat dengan-Nya
3 min read“TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.”
Mazmur 145 : 18
Selamat pagi sahabat-sahabat GBA GC F4,
Saya ingin bersaksi :
Tanggal 21 April saya masuk rumah sakit swasta di Makassar karena demam dan perut rasa ga enak, saya berpikir typhus karena pernah mengalami typhus dengan gejala yang sama. Saya dirawat dan alami beberapa tes darah, besoknya dokter mengatakan kemungkinan typhus. Tapi demam saya tidak juga turun-turun, bahkan badan terasa pegel-pegel dan diare. Jadi dokter berinisiatif untuk tes swab dan tiga hari kemudiain dikatakan saya positif Covid-19 dan foto thorax ke dua kali ada flek.
Pada saat itu dimana Covid-19 agak baru dan banyak yang meninggal karena gagal nafas. Hal ini membuat saya sangat takut dan khawatir sekali, apalagi suami saya yang mendampingi terinfeksi positif covid juga. Dan anak laki saya juga sempat demam dan diare tapi, hanya dirawat jalan karena keesokan harinya sudah sembuh. Kami sekeluarga berdoa menyerahkan semua pada Tuhan. Jadi kami di pindahkan ke ruang isolasi.
Covid-19 menyerang maag saya, dan obat-obatan yang diberi dokter seperti chloroquin dan beberapa anti biotik lainnya ga bisa saya konsumsi karena maag semakin perih, puncaknya setelah satu minggu dirawat demam saya sampai 39,3°c dimana saya tidak bisa makan sama sekali dan badan serta kepala terasa sangat sakit dan agak sulit untuk tarik napas panjang dan seperti kehilangan kesadaran, itu puncak kritis menurut saya. Pada saat itu seorang teman dan adik saya mengirim video pujian yang menyemangati saya dan kami nyanyikan pujian itu bersama-sama suami dan seperti ada kuasa Tuhan yang menguasai kami sehingga rasa sakit itu hilang, yang ada hanya semangat untuk sembuh, perangi covid itu karena darah Yesus sudah menebus kita dan oleh bilur-bilur-Nya kami disembuhkan.
Satu hal yang kami mau saksikan bahwa Tuhan Yesus tidak pernah tinggalkan kami sekeluarga, kami tetap berseru dan berdoa kepada-Nya memohon belas kasih-Nya. Dan yang luar biasa kami disadarkan bahwa :
1. Tuhan Yesus sangat mengasihi kami. Dia sangat baik dan terbaik bagi kami. Praise Lord
2. Ternyata kami sangat dikasihi oleh keluarga, teman-teman dan komunitas-komunitas gereja kami yang terus menerus mendoakan kami, memberi semangat pada kami, memberi suplemen-suplemen dan makanan tiap-tiap hari begitu banyaknya.
3. Dokter dan paramedis yang merawat kami penuh kasih bahkan sempat tidak menggunakan APD lengkap karena awalnya kami dianggap pasien biasa karena tidak ada riwayat pernah kontak dengan pasien covid atau berpergian dari zona merah. Kami hanya bisa berdoa untuk mereka, Tuhan memberi kesehatan pada mereka dan kekuatan serta daya tahan tubuh yang baik.
Bacaan Alkitab sempat terhenti beberapa lama dan kami lanjutkan setelah kami mulai membaik dan berusaha mengejar dengan bacaan hariannya. Dan Puji Tuhan hari ke-12 setelah kami dirawat keadaan kami mulai membaik saya sudah bisa makan sedikit-sedikit, Tuhan memberi hikmat pada dokter. Pilihan-pilihan obat dan cara perawatan pada saya dan suami (ada diabetes, jadi beda dengan saya juga). Dan juga pemberian suplemen teman-teman dan keluarga juga membantu penyembuhan saya dan suami.
Tanggal 31 Maret suami saya sudah diizinkan pulang oleh dokter, tapi dia tetap mau dampingi saya di rumah sakit.
Tanggal 5 April 2020 saya juga sudah boleh pulang dengan persyaratan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari dan akan di ambil swab lagi seminggu kemudian. Pengambilan swab dua kali terakhir negatif dan kami dinyatakan sembuh dua hari lalu karena agak lambat dalam menunggu hasil tes terakhir.
Pesan Tuhan pada kami melalui ini adalah :
Tuhan mau kami lebih dekat dengan-Nya lagi melalui Doa dan Firman Tuhan.
Kesaksian
Netty
GBA GC F4